Potensi Listrik dari Ampas Tebu Perlu Dikembangkan

Kamis, 14 Agustus 2014 - 18:41 WIB
Potensi Listrik dari...
Potensi Listrik dari Ampas Tebu Perlu Dikembangkan
A A A
SURABAYA - Direktur Utama PTPN X, Subiyono mengungkapkan, ampas tebu bisa digunakan untuk memproduksi listrik melalui program cogeneration.

“Di seluruh dunia, potensi perolehan ampas mencapai 424 juta ton. Di Indonesia sendiri berkisar 10 juta ton. Satu ton ampas tebu bisa untuk membangkitkan listrik dengan cogeneration sebesar 220-240 KWh,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Kamis (14/8/2014).

Dia mengatakan, di pabrik gula (PG) Kremboong potensi listrik dari ampas tebu mencapai 10 MW. Untuk dipakai sendiri 4,5 MW, sehingga sisanya sebesar 5,5 MW bisa dijual ke PLN.

"Pabrik kami sudah siap, tinggal izinnya diurus dan tentu saja butuh dukungan agar energi terbarukan dari tebu ini bisa optimal," imbuhnya.

Subiyono menuturkan, di sejumlah negara, cogeneration untuk memproduksi listrik dari ampas tebu sudah dijalankan dengan mengganti boiler bertekanan rendah (7-21 bar) dengan tekanan tinggi (di atas 80 bar) serta melakukan elektrifikasi pada semua penggerak.

Bila lahan tebu nasional seluas sekitar 475.000 hektar dan lebih dari 33 juta ton produksi tebu, potensi bisnis listrik dari ampas tebu bisa menembus 3,5-3,8 juta MWH (3.800 GWH)

"Di Brazil, PG-PG yang ada sudah bisa menghasilkan lebih dari 3.000 MW listrik dari cogeneration. Listrik itu digunakan sendiri untuk operasional pabrik. Yang dijual mencapai 506 MW. Di India, kapasitas cogeneration-nya 2.200 MW, dengan daya yang dikomersialkan 1.400 MW," kata Subiyono.

Dia mengakui, teknologi yang digunakan untuk produksi listrik dari ampas tebu cukup tinggi dan memakan biaya. Namun, berkaca pada sejumlah proyek di Brazil dan Thailand, investasi yang dikucurkan dalam proyek cogeneration dapat kembali melalui pendapatan dari penjualan listrik dalam periode tak lebih dari 5 tahun.

PTPN X juga sudah mengembangkan program cogeneration di PG Ngadiredjo di Kediri. Pada tahap uji coba, listrik di PG tersebut akan digunakan untuk operasional pabrik dan dijual ke PLN. "Saat ini sedang tahap perizinan, karena produksi listrik memang butuh izin dari pemerintah," ujarnya.

Di PG Ngadiredjo, lanjut Subiyono, PTPN X sudah melakukan simulasi investasi untuk mengembangkan cogeneration. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp310 miliar dengan perkiraan pengembalian investasi selama 3 tahun. Investasi itu akan digarap secara bertahap.

Menurut Subiyono, saat ini tak bisa lagi industri gula hanya bicara tentang peningkatan produksi gula. Swasembada gula jangan hanya dirangkai dalam satu konteks pemenuhan produksi gula saja.

"Yang lebih penting adalah bagaimana kita membangun sebuah industri berbasis tebu yang terintegrasi. Harus buat terobosan agar bisa menghasilkan ampas banyak, produksi listrik, atau produksi bioetanol dari tetes tebu. Tapi, ini memang butuh dukungan regulasi pemerintah, agar pengembangan energi terbarukan berbasis tebu bisa dioptimalkan," jelasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0853 seconds (0.1#10.140)