RJ Lino: Jadi Direksi BUMN Enggak Gampang
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan akan mengundurkan diri dari jabatannya per 1 Oktober 2014 mendatang. Orang nomor satu di BUMN minyak dan gas (Migas) ini telah mengajukan surat ke pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 13 Agustus 2014 lalu.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo II RJ Lino mengatakan, menjadi Direksi di perusahaan berpelat merah memang tidak mudah. Hal ini karena banyaknya intervensi dari luar yang terkadang membutuhkan energi yang besar untuk melawannya.
"Kalau istilah saya, punya pilihan. Berani enggak nyetop intervensi dari luar, kalau enggak bisa stop mending mengundurkan diri. Kalau saya sih saya lawan semua, saya siap diganti," ujar dia di Hotel JW Marriott Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Dari pengalamannya sebagai Direksi BUMN Pelabuhan, Lino mengaku sudah khatam dengan berbagai bentuk intervensi yang datang dari luar. Yang terpenting menurutnya, keberanian diperlukan untuk menekan intervensi tersebut.
"Wah banyak sekali (pengalaman), pelabuhan itu orang-orang yang punya kepengurusan, perusahaan gede-gede itu, makanya perlu keberanian karena harus berani menyetop intervensi," jelas dia.
Dia berpesan kepada direksi yang berkecimpung di BUMN haruslah memiliki keberanian untuk melawan intervensi tersebut. Sebab, dia menilai segala bentuk intervensi itu tergantung bagaimana sikap untuk melawannya.
"Saya enggak ngerti, intinya Direksi Pertamina, PLN sama seperti saya. Kalau saya harus lawan semua. Tergantung sikap kita seperti apa. Untuk saya, serving the people, kalau ada yang enggak setuju saya akan lawan," tandas dia.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo II RJ Lino mengatakan, menjadi Direksi di perusahaan berpelat merah memang tidak mudah. Hal ini karena banyaknya intervensi dari luar yang terkadang membutuhkan energi yang besar untuk melawannya.
"Kalau istilah saya, punya pilihan. Berani enggak nyetop intervensi dari luar, kalau enggak bisa stop mending mengundurkan diri. Kalau saya sih saya lawan semua, saya siap diganti," ujar dia di Hotel JW Marriott Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Dari pengalamannya sebagai Direksi BUMN Pelabuhan, Lino mengaku sudah khatam dengan berbagai bentuk intervensi yang datang dari luar. Yang terpenting menurutnya, keberanian diperlukan untuk menekan intervensi tersebut.
"Wah banyak sekali (pengalaman), pelabuhan itu orang-orang yang punya kepengurusan, perusahaan gede-gede itu, makanya perlu keberanian karena harus berani menyetop intervensi," jelas dia.
Dia berpesan kepada direksi yang berkecimpung di BUMN haruslah memiliki keberanian untuk melawan intervensi tersebut. Sebab, dia menilai segala bentuk intervensi itu tergantung bagaimana sikap untuk melawannya.
"Saya enggak ngerti, intinya Direksi Pertamina, PLN sama seperti saya. Kalau saya harus lawan semua. Tergantung sikap kita seperti apa. Untuk saya, serving the people, kalau ada yang enggak setuju saya akan lawan," tandas dia.
(gpr)