Apindo Minta Pemerintah Tindaklanjuti Negosiasi CEPA
A
A
A
BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat meminta pemerintah meningkatkan kerja sama bidang perekonomian dengan negara-negara maju.
Pasalnya, banyak produk yang dihasilkan pengusaha Indonesia layak diserap bangsa asing. Contohnya, Apindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menindaklanjuti negosiasi tahap lanjut kerja sama CEPA dengan Uni Eropa.
Hal tersebut dinilai akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Selama ini produk TPT, garmen, dan sepatu cukup besar diserap pasar Uni Eropa. Karenanya, kerja sama CEPA sangat menguntungkan Indonesia," ujar Ketua Apindo Jabar Deddy Widjaja, Minggu (31/8/2014).
Menurutnya, pasar Uni Eropa itu cukup luas bagi Indonesia untuk memperbesar peluang ekspor. Kesempatan tersebut bisa ditangkap para pengusaha dan pemerintah juga akan kecipratan untungnya.
Indonesia dan Uni Eropa harus saling bekerja sama dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia dan Penanaman Modal Asing (PMA), khususnya dalam menyambut perdasangan bebas ASEAN tahun depan.
"Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN dan bisa meningkatkan daya saing di dalamnya, investasi langsung melalui perusahaan-perusahaan Uni Eropa akan memberi banyak manfaat guna meningkatkan perekonomian Indonesia," terangnya.
Deddy mengatakan, Indonesia tidak perlu khawatir jika Uni Eropa melakukan impor barang ke dalam negeri. Sebab, mayoritas barang yang masuk ke Uni Eropa berupa barang non-konsumtif seperti alat besar berteknologi tinggi untuk keperluan pertambangan serta lainnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mengupayakan berbagai program yang bisa mendorong pelaku usaha mempererat kerja sama dengan pihak Uni Eropa. Terutama kerja sama di bidang perdagangan sektor produksi TPT.
"Kerja sama deng Uni Eropa dalam bidang perdagangan akan sangat menguntungkan. Kami akan mendorong produksi TPT untuk menjalin kerja sama tersebut," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak.
Menurutnya, saat ini kerja sama pebisnis Indonesia dengan Uni Eropa belum begitu dekat. Adanya CEPA, kata dia, industri TPT bisa memanfaatkannya untuk memperbesar pasar ekspor ke Uni Eropa.
"CEPA harus lebih didorong. Kami akan melakukannya. Alasannya sangat logis, produk TPT merupakan andalan Indonesia. Peluang pasar ke Uni Eropa masih terbuka lebar," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika kerja sama itu bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Maka, pendirian pabrik TPT di Jateng akan menguntungkan.
"Kita bisa menangkap peluangnya. Apalagi ketertarikan pengusaha Eropa pada perekonomian Indonesia tinggi," sebutnya.
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor Jabar yang menunjukan capaian menggembirakan pada periode Januari-Mei 2014 dengan nilai USD11,16 miliar, naik 2,25% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pasalnya, banyak produk yang dihasilkan pengusaha Indonesia layak diserap bangsa asing. Contohnya, Apindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menindaklanjuti negosiasi tahap lanjut kerja sama CEPA dengan Uni Eropa.
Hal tersebut dinilai akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Selama ini produk TPT, garmen, dan sepatu cukup besar diserap pasar Uni Eropa. Karenanya, kerja sama CEPA sangat menguntungkan Indonesia," ujar Ketua Apindo Jabar Deddy Widjaja, Minggu (31/8/2014).
Menurutnya, pasar Uni Eropa itu cukup luas bagi Indonesia untuk memperbesar peluang ekspor. Kesempatan tersebut bisa ditangkap para pengusaha dan pemerintah juga akan kecipratan untungnya.
Indonesia dan Uni Eropa harus saling bekerja sama dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia dan Penanaman Modal Asing (PMA), khususnya dalam menyambut perdasangan bebas ASEAN tahun depan.
"Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN dan bisa meningkatkan daya saing di dalamnya, investasi langsung melalui perusahaan-perusahaan Uni Eropa akan memberi banyak manfaat guna meningkatkan perekonomian Indonesia," terangnya.
Deddy mengatakan, Indonesia tidak perlu khawatir jika Uni Eropa melakukan impor barang ke dalam negeri. Sebab, mayoritas barang yang masuk ke Uni Eropa berupa barang non-konsumtif seperti alat besar berteknologi tinggi untuk keperluan pertambangan serta lainnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mengupayakan berbagai program yang bisa mendorong pelaku usaha mempererat kerja sama dengan pihak Uni Eropa. Terutama kerja sama di bidang perdagangan sektor produksi TPT.
"Kerja sama deng Uni Eropa dalam bidang perdagangan akan sangat menguntungkan. Kami akan mendorong produksi TPT untuk menjalin kerja sama tersebut," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak.
Menurutnya, saat ini kerja sama pebisnis Indonesia dengan Uni Eropa belum begitu dekat. Adanya CEPA, kata dia, industri TPT bisa memanfaatkannya untuk memperbesar pasar ekspor ke Uni Eropa.
"CEPA harus lebih didorong. Kami akan melakukannya. Alasannya sangat logis, produk TPT merupakan andalan Indonesia. Peluang pasar ke Uni Eropa masih terbuka lebar," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika kerja sama itu bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Maka, pendirian pabrik TPT di Jateng akan menguntungkan.
"Kita bisa menangkap peluangnya. Apalagi ketertarikan pengusaha Eropa pada perekonomian Indonesia tinggi," sebutnya.
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor Jabar yang menunjukan capaian menggembirakan pada periode Januari-Mei 2014 dengan nilai USD11,16 miliar, naik 2,25% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(izz)