Kenaikan BBM Dongkrak Harga Properti

Jum'at, 19 September 2014 - 19:20 WIB
Kenaikan BBM Dongkrak Harga Properti
Kenaikan BBM Dongkrak Harga Properti
A A A
SEMARANG - Harga properti dipastikan bakal ikut naik jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Di mana, harga properti diperkirakan naik sekitar 20%.

Ketua REI Jateng Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Djoko Santoso mengatakan, dengan kenaikan harga BBM maka akan berdampak langsung pada kenaikan harga bahan bangunan dan biaya upah pekerja.

"Jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM antara Rp1.500 hingga Rp2.500 per liter, maka mau tidak mau harga properti juga harus naik, karena biaya pembangunan rumah dipastikan membengkak,"a katanya, Jumat (19/9/2014).

Dia memperkirakan jika terjadi kenaikan harga BBM maka kenaikan harga properti bisa mencapai 20%.

Hal tersebut, kata dia, pengembang akan kesulitan. Pasalnya para pengembang tidak akan bisa serta merta menaikan harga rumah yang dijualnya. Jika kenaikan harga dilakukan secara serentak maka daya beli masyarakat akan turun.

Sebab itu, pengembang kemungkinan akan memberlakukan kenaikan harga properti secara bertahap.

"Kalau langsung naik daya beli akan berkurang. Karea itu nanti naiknya kan juga bertahap," ujar doa.

Djoko mengatakan, hingga pertengahan 2014, para pengembang telah menaikkan harga jual rumah sebesar 5%. Diprediksi harga rumah hingga akhir 2014 akan naik hingga 10%. Kenaikan ini dinilai wajar yang selalu terjadi setiap tahun.

"Harga properti pasti tiap tahun akan naik, apalagi perumahan dengan penambahan fasilitasnya. Jadi memang tidak semua kenaikan harga perumahan dikaitkan dengan BBM," terangnya.

Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi, Publikasi, Pameran dan Humas Dibya K Hidayat menambahkan, kenaikan harga BBM selain akan berdampak pada kenaikan harga rumah, juga dikhawatirkan pengembang perumahan sederhana akan beralih ke rumah menengah.

"Harga rumah sederhana yang bisa mendapatkan pembebasan pajak dari pemerintah ditentukan hanya Rp105 juta per unit. Tentu dengan harga tersebut pengembang akan kesulitan membangun, apalagi kondisi kenaikan harga bahan bangunan," pungkas Dibya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5944 seconds (0.1#10.140)