BW Plantation Bukukan Kenaikan Laba Bersih 67,28%
A
A
A
JAKARTA - PT BW Plantation Tbk (BWPT) sepanjang semester I tahun ini membukukan laba bersih sebesar Rp141,22 miliar atau naik 67,28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp84,42 miliar.
Laba bersih per saham dasar meningkat menjadi Rp31,53 dari Rp20,83. Sementara laba bersih per saham diluasian menjadi Rp30,31 dari Rp19,89 per lembar.
Laporan keuangan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/9/2014) memaparkan bahwa melonjaknya laba bersih perusahaan perkebunan sawit tersebut didukung meningkatnya pendapatan usaha dan selisih kurs.
Pendapatan usaha BWPT selama enam bulan pertama tahun ini naik 36,35% menjadi Rp744,93 miliar dari periode enam bulan tahun lalu senilai Rp546,35 miliar.
Kendati demikian, naiknya pendapatan seiring bertambahnya beban pokok penjualan menjadi Rp405,49 miliar dari Rp307,78 miliar. Selain itu, beban usaha juga naik menjadi Rp114,64 miliar dari Rp90,15 miliar.
Sementara laba usaha perusahaan terkerek 51,47% menjadi Rp224,81 miliar dibanding akhir Juni tahun lalu senilai Rp148,42 miliar. Sedangkan keuntungan selisih kurs mencapai Rp377,57 juta dari sebelumnya rugi Rp684,15 juta.
Penjualan aset tetap tercatat bertambah menjadi Rp714,62 juta dari Rp494,3 juta dan pendapatan lain-lain bersih naik menjadi Rp8,14 miliar dari Rp2,32 miliar. Sementara pendapatan bunga susut menjadi Rp415,06 juta dari Rp1,05 miliar dan beban bunga meningkat menjadi Rp44,79 miliar dari Rp38,52 miliar.
Jumlah aset perusahaan akhir Juni 2014 sebesar Rp6,55 triliun, dengan total utang Rp4,21 triliun. Jumlah itu meningkat dibanding akhir tahun lalu, di mana aset perusahaan senilai Rp6,2 triliun, dengan utang Rp4,02 triliun.
Harga saham perseroan siang ini di level Rp540 per lembar. Saham BWPT terkena auto rejection karena anjlok signifikan mencapai 180 poin atau 25% dibanding penutupan kemarin di Rp720 per lembar.
Anjloknya saham perseroan tersengat rencana rights issue BWPT sebanyak 27,02 miliar atau sekitar 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga pelaksanaan rights issue di bawah harga saham perseroan saat ini, yakni Rp390-Rp411 per lembar. Dengan demikian, dana yang diraih dari gelaran tersebut sebesar Rp10,53 triliun-Rp11,1 triliun.
Sementara sekitar Rp10,53 triliun dari dana hasil rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi Grup Green Eagle dan sisanya dialokasikan untuk modal kerja.
Laba bersih per saham dasar meningkat menjadi Rp31,53 dari Rp20,83. Sementara laba bersih per saham diluasian menjadi Rp30,31 dari Rp19,89 per lembar.
Laporan keuangan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/9/2014) memaparkan bahwa melonjaknya laba bersih perusahaan perkebunan sawit tersebut didukung meningkatnya pendapatan usaha dan selisih kurs.
Pendapatan usaha BWPT selama enam bulan pertama tahun ini naik 36,35% menjadi Rp744,93 miliar dari periode enam bulan tahun lalu senilai Rp546,35 miliar.
Kendati demikian, naiknya pendapatan seiring bertambahnya beban pokok penjualan menjadi Rp405,49 miliar dari Rp307,78 miliar. Selain itu, beban usaha juga naik menjadi Rp114,64 miliar dari Rp90,15 miliar.
Sementara laba usaha perusahaan terkerek 51,47% menjadi Rp224,81 miliar dibanding akhir Juni tahun lalu senilai Rp148,42 miliar. Sedangkan keuntungan selisih kurs mencapai Rp377,57 juta dari sebelumnya rugi Rp684,15 juta.
Penjualan aset tetap tercatat bertambah menjadi Rp714,62 juta dari Rp494,3 juta dan pendapatan lain-lain bersih naik menjadi Rp8,14 miliar dari Rp2,32 miliar. Sementara pendapatan bunga susut menjadi Rp415,06 juta dari Rp1,05 miliar dan beban bunga meningkat menjadi Rp44,79 miliar dari Rp38,52 miliar.
Jumlah aset perusahaan akhir Juni 2014 sebesar Rp6,55 triliun, dengan total utang Rp4,21 triliun. Jumlah itu meningkat dibanding akhir tahun lalu, di mana aset perusahaan senilai Rp6,2 triliun, dengan utang Rp4,02 triliun.
Harga saham perseroan siang ini di level Rp540 per lembar. Saham BWPT terkena auto rejection karena anjlok signifikan mencapai 180 poin atau 25% dibanding penutupan kemarin di Rp720 per lembar.
Anjloknya saham perseroan tersengat rencana rights issue BWPT sebanyak 27,02 miliar atau sekitar 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga pelaksanaan rights issue di bawah harga saham perseroan saat ini, yakni Rp390-Rp411 per lembar. Dengan demikian, dana yang diraih dari gelaran tersebut sebesar Rp10,53 triliun-Rp11,1 triliun.
Sementara sekitar Rp10,53 triliun dari dana hasil rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi Grup Green Eagle dan sisanya dialokasikan untuk modal kerja.
(rna)