Tahun Depan Produk Ikan Kaleng Harus SNI

Senin, 29 September 2014 - 19:21 WIB
Tahun Depan Produk Ikan...
Tahun Depan Produk Ikan Kaleng Harus SNI
A A A
DENPASAR - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus gencar melakukan sosialisasi peningkatan mutu ikan kaleng di Bali.

Melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan pemerintah kini terus meningkatkan mutu dan standar bahan baku produksi. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) khususnya untuk produk ikan kalengan menjadi agenda tersendiri menghadapi MEA 2015.

Saat ini ada 48 industri pengalengan ikan di Indonesia yang tersebar di daerah Pengambengan Bali, Banyuwangi, Pasuruan dan Bitung yang sudah mampu menerapkan SNI.

Tujuan penerapan SNI ini Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Saut P Hutagalung menyatakan, untuk mengamankan pasar dalam negeri dari serbuan produk ikan kaleng dari negara-negara ASEAN lainnya.

“Saat ini produk kaleng di perikanan berjumlah 8 SNI antara lain ada sotong kaleng, bekicot kaleng, cumi kaleng, kerang kaleng, daging rajungan sterilisasi kaleng, daging rajungan pasteurisasi kaleng dan ikan dalam kemasan kaleng hasil sterilisasi,” papar Saut saat Seminar Meningkatkan Daya Saing Industri Pengalengan Ikan Melalui Penerapan SNI Wajib dalam Rangka Menghadapi MEA 2015, di Sanur, Denpasar, Senin (29/9/2014).

Rencananya, ada satu SNI yakni No 2712:2013 ikan dalam kemasan kaleng hasil sterilisasi yang akan diberlakukan tahun depan.

Saut menerangkan, demi kelancaran program pemberlakukan SNI wajib ini, keberadaan Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan sebagai infrastruktur mutu yang telah dimiliki oleh KKP sangat penting untuk didukung.

“Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan yaitu Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian hasil Perikanan, saat ini telah mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional dengan Nomor LP-Pr-040-IDN, kedepan semua industri pengalengan ikan di Indonesia sudah bisa mendapatkan sertifikat penggunaan tanda SNI dari Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan tersebut untuk dibubuhkan di dalam kemasannya,” paparnya.

Kekuatan yang besar dari industri pengalengan ikan sudah terbukti mampu menjadi andalan ekonomi daerah seperti Bitung dan Banyuwangi di Indonesia. Dan Thailand merupakan negara yang menjadi pemain terbesar ikan kaleng dunia yakni sebesar 47%, meskipun tidak memiliki sumber daya ikan yang mendukung.

Di Indonesia sendiri, menurut Saut, banyak kendala yang menghambat produksi ikan kalengan tersebut salah satunya adalah ketersediaan bahan baku dimana Indonesia masih harus impor dari negara seperti China dan India.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9633 seconds (0.1#10.140)