Indonesia Pasar Properti Terbesar Ketiga di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Hediyanto W Husaini mengungkapkan, Indonesia menjadi pasar pembuatan properti terbesar ketiga di dunia, setelah China dan Amerika Serikat (AS).
Hal ini didasarkan pada sektor properti yang diperkirakan menyumbang penyerapan 29% dari total pasar konstruksi nasional sebesar Rp1.820 triliun dalam 5 tahun terakhir.
"Daya beli di sektor ini juga sudah sangat meningkat, mengingat kita mendapatkan bonus demografi yang besar, " ujar Hediyanto usai konferensi pers penyelenggaraan Concrete Show South East Asia 2014, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10/2014).
"Masyarakat berlomba mencari rumah sehingga demand-nya meningkat rata-rata 5-6% per tahun atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Makanya sektor ini akan menjadi sektor favorit di industri konstruksi," jelasnya.
Hediyanto merinci, penyerapan paling besar berada di sektor infrastruktur sebesar 34%, sedangkan sisanya pertambangan dan sektor lain.
"Tingginya penggunaan semen di dalam negeri juga memicu pertumbuhan tersebut, antara lain karena produksi semen meningkat sebesar 68 juta ton per tahun, dengan konsumsi rata-rata per tahun mencapai 54-55 juta ton," tandasnya.
Hal ini didasarkan pada sektor properti yang diperkirakan menyumbang penyerapan 29% dari total pasar konstruksi nasional sebesar Rp1.820 triliun dalam 5 tahun terakhir.
"Daya beli di sektor ini juga sudah sangat meningkat, mengingat kita mendapatkan bonus demografi yang besar, " ujar Hediyanto usai konferensi pers penyelenggaraan Concrete Show South East Asia 2014, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10/2014).
"Masyarakat berlomba mencari rumah sehingga demand-nya meningkat rata-rata 5-6% per tahun atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Makanya sektor ini akan menjadi sektor favorit di industri konstruksi," jelasnya.
Hediyanto merinci, penyerapan paling besar berada di sektor infrastruktur sebesar 34%, sedangkan sisanya pertambangan dan sektor lain.
"Tingginya penggunaan semen di dalam negeri juga memicu pertumbuhan tersebut, antara lain karena produksi semen meningkat sebesar 68 juta ton per tahun, dengan konsumsi rata-rata per tahun mencapai 54-55 juta ton," tandasnya.
(dmd)