Wall Street Terkoreksi Dipicu Ancaman Virus Ebola

Selasa, 14 Oktober 2014 - 08:59 WIB
Wall Street Terkoreksi...
Wall Street Terkoreksi Dipicu Ancaman Virus Ebola
A A A
NEW YORK - Indeks saham di bursa Wall Street pada perdagangan Senin waktu setempat ditutup melanjutkan koreksi. Indeks S&P anjlok lebih dari 1% menyusul kekhawatiran pelambatan ekonomi global akan memangkas pendapatan Amerika Serikat (AS) di tengah kekhwatiran terhadap penyebaran virus ebola.

Terkoreksinya Wall Street seiring dengan anjloknya dolar Amerika Serikat (USD) ke level terburuk dalam setahun pasca pernyataan Federal Reserve (The Fed), yang mengisyaratkan penundaan penaikkan suku bunga acuan (Fed rate).

Pelemahan USD memudarkan tekanan terhadap harga logam, tetapi minyak mentah brent jatuh ke level terendah dalam hampir 4 tahun setelah produsen minyak di Timur Tengah memberi sinyal akan menjaga produksi tetap tinggi meski akan menyebabkan harga lebih rendah.

Para trader di Wall Street masih berharap pada musim laporan kinerja keuangan emiten, yang diharapkan memberi imbas pada pasar saham dan menjadi acuan terhadap perusahaan di sisa tahun ini.

Indeks S&P 500 anjlok 4,8% dalam tiga sesi perdagangan dan menjadi penurunan terburuk dalam tiga hari sejak 2011. Indikator teknis mendominasi perdagangan dan menyebabkan indeks S&P 500 merosot ke bawah level 1.900.

"Ada banyak fokus yang mendorong ke bawah level tertentu. Sebelum laporan laba bersih perusahaan, pasar saham tergantung pada indikator teknis. Namun, tidak cukup data fundamental untuk mendorong (kenaikan)," kata Presiden LibertyView Capital Management Rick Meckler seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/10/2014).

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup jatuh 223,03 poin atau 1,35% ke 16.321,07; indeks S&P terkoreksi 31,39 poin atau 1,65% ke 1.874,74; dan indeks Nasdaq Composite turun 62,58 poin atau 1,46% ke 4.213,66.

Sektor energi menjadi salah satu sektor dengan koreksi terdalam di indeks S&P, yang turun 2,9%. Saham sektor penerbangan juga meluncur karena ancaman virus ebola.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0719 seconds (0.1#10.140)