Jumlah Entrepreneur 2% Bisa Jadi Negara Maju
A
A
A
YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengemukakan, untuk menjadi bangsa yang maju, sedikitnya dibutuhkan 2% penduduk Indonesia yang menjadi entrepreneur.
Data hingga April 2014, jumlah entrepreneur di Indonesa hanya sebesar 1,65% dari total jumlah penduduk Indonesia.
"Jumlah ini masih jauh dari angka yang ideal, dan masih kalah dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand," kata Sri Sultan, dalam sambutannya di acara Gerakan Oneintwenty, Business Coach Training (BCT), Yogyakarta.
Pemerintah sendiri sudah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), sebagai upaya untuk mendukung terciptanya pengusaha yang tangguh, mampu meningkatkan perekonomian nasional, dan mampu menciptakan lapangan kerja.
Saat ini, jumlah wirausaha Indonesia, angkanya sudah mencapai kisaran 57 juta, namun 98,8% di antaranya masih dalam sekala mikro dan informal.
Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 97% terhadap penyerapan tenaga kerjadi Indonesia. Hal tersebut menunjukkan tingginya kontribusi UMKM terhadap perekonomian tanah air.
Sri Sultan menyebutkan, melalui program Oneintwenty Movement, diharapkan akan muncul banyak wirausaha.
Di mana pada gilirannya mampu berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, sejajar dari bangsa-bangsa lain.
Sebagai informasi, Gerakan Oneintwenty, yang merupakan kegiatan kerja sama dengan Sindonews, memiliki filosofi learn, success, and share, yang berarti belajar, sukses dan berbagi bersama.
Atas dasar filosofi tersebut, gerakan ini mencoba memberdayakan pelaku usaha untuk mau belajar dan berbagi, dengan dua tujuan besar, yaitu menciptakan dan mengembangkan UMKM.
Melalui Gerakan Oneintwenty, satu dari 20 orang lulusan perguruan tinggi di Indonesia harus menjadi wirausaha, sehingga jumlah wirausahawan di Indonesia ditargetkan berjumlah sekurang-kurangnya 5% pada 2020.
Di pundak merekalah wajah ekonomi nasional saat ini dan masa depan ditentukan. Karena itu, para pengusaha muda harus punya daya saing, sehingga mampu berbicara dan menunjukkan sepak terjangnya, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. [info]
Data hingga April 2014, jumlah entrepreneur di Indonesa hanya sebesar 1,65% dari total jumlah penduduk Indonesia.
"Jumlah ini masih jauh dari angka yang ideal, dan masih kalah dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand," kata Sri Sultan, dalam sambutannya di acara Gerakan Oneintwenty, Business Coach Training (BCT), Yogyakarta.
Pemerintah sendiri sudah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), sebagai upaya untuk mendukung terciptanya pengusaha yang tangguh, mampu meningkatkan perekonomian nasional, dan mampu menciptakan lapangan kerja.
Saat ini, jumlah wirausaha Indonesia, angkanya sudah mencapai kisaran 57 juta, namun 98,8% di antaranya masih dalam sekala mikro dan informal.
Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 97% terhadap penyerapan tenaga kerjadi Indonesia. Hal tersebut menunjukkan tingginya kontribusi UMKM terhadap perekonomian tanah air.
Sri Sultan menyebutkan, melalui program Oneintwenty Movement, diharapkan akan muncul banyak wirausaha.
Di mana pada gilirannya mampu berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, sejajar dari bangsa-bangsa lain.
Sebagai informasi, Gerakan Oneintwenty, yang merupakan kegiatan kerja sama dengan Sindonews, memiliki filosofi learn, success, and share, yang berarti belajar, sukses dan berbagi bersama.
Atas dasar filosofi tersebut, gerakan ini mencoba memberdayakan pelaku usaha untuk mau belajar dan berbagi, dengan dua tujuan besar, yaitu menciptakan dan mengembangkan UMKM.
Melalui Gerakan Oneintwenty, satu dari 20 orang lulusan perguruan tinggi di Indonesia harus menjadi wirausaha, sehingga jumlah wirausahawan di Indonesia ditargetkan berjumlah sekurang-kurangnya 5% pada 2020.
Di pundak merekalah wajah ekonomi nasional saat ini dan masa depan ditentukan. Karena itu, para pengusaha muda harus punya daya saing, sehingga mampu berbicara dan menunjukkan sepak terjangnya, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. [info]
(dmd)