Pefindo Pertahankan Peringkat A untuk Waskita
A
A
A
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat idA untuk PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dengan prospek stabil dan peringkat yang sama untuk Obligasi II/2012.
Pefindo juga memberikan peringkat yang sama untuk rencana penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I tahun 2014, dengan nilai maksimum Rp2 triliun.
Analis Peringkat Pefindo Mega Nugroho mengatakan, peringkat tersebut mencerminkan posisi perusahaan yang kuat di industri konstruksi dalam negeri.
"Di samping itu, keunggulan sebagai perusahaan konstruksi milik negara serta proteksi arus kas yang di atas rata-rata," kata dia dalam rilisnya, Selasa (28/10/2014).
Kendati demikian, dia menjelaskan, peringkat itu dibatasi margin perusahaan yang lebih rendah dibanding perusahaan sejenis karena usaha yang kurang terdiversifikasi, risiko terkait usaha jalan tol, dan kondisi industri konstruksi yang relatif berfluktuatif.
Pada saat yang sama, Pefindo memeberikan peringkat idA+ untuk surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) tahun 2011 PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sebesar Rp200 miliar.
Mega menuturkan, peringkat tersebut diberikan lantaran perseroan dinilai memiliki kemampuan untuk melunasi MTN yang akan jatuh tempo pada 27 Desember 2014.
"Perusahaan berencana akan menggunakan dana internal untuk melunasi MTN tersebut," ujarnya.
Per akhir September 2014, PTPN memiliki kas dan setara kas sebesar Rp926,8 miliar. Perusahaan plat merah yang memiliki 160.317 hektare (ha) areal perkebunan di Sumatera Utara ini memiliki 12 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 540 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
Selain itu, delapan pabrik karet ddengan total kapasitas 200 ton per hari, dan satu pabrik kernel kelapa sawit 400 ton per hari.
Pefindo juga memberikan peringkat yang sama untuk rencana penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I tahun 2014, dengan nilai maksimum Rp2 triliun.
Analis Peringkat Pefindo Mega Nugroho mengatakan, peringkat tersebut mencerminkan posisi perusahaan yang kuat di industri konstruksi dalam negeri.
"Di samping itu, keunggulan sebagai perusahaan konstruksi milik negara serta proteksi arus kas yang di atas rata-rata," kata dia dalam rilisnya, Selasa (28/10/2014).
Kendati demikian, dia menjelaskan, peringkat itu dibatasi margin perusahaan yang lebih rendah dibanding perusahaan sejenis karena usaha yang kurang terdiversifikasi, risiko terkait usaha jalan tol, dan kondisi industri konstruksi yang relatif berfluktuatif.
Pada saat yang sama, Pefindo memeberikan peringkat idA+ untuk surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) tahun 2011 PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sebesar Rp200 miliar.
Mega menuturkan, peringkat tersebut diberikan lantaran perseroan dinilai memiliki kemampuan untuk melunasi MTN yang akan jatuh tempo pada 27 Desember 2014.
"Perusahaan berencana akan menggunakan dana internal untuk melunasi MTN tersebut," ujarnya.
Per akhir September 2014, PTPN memiliki kas dan setara kas sebesar Rp926,8 miliar. Perusahaan plat merah yang memiliki 160.317 hektare (ha) areal perkebunan di Sumatera Utara ini memiliki 12 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 540 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
Selain itu, delapan pabrik karet ddengan total kapasitas 200 ton per hari, dan satu pabrik kernel kelapa sawit 400 ton per hari.
(rna)