Laba Bersih CIMB Niaga Turun 28,5%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) per September 2014 sebesar Rp2,30 triliun atau turun 28,5% dari periode yang sama tahun 2013 seebsar Rp3,21 triliun.
Menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid , penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh rendahnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat sebesar 3,6% akibat meningkatnya beban bunga.
Selain itu, penurunan pada fee income sebesar 21,5% karena melambatnya bisnis foreign exchange (forex), capital market dan turunnya kontribusi dari bisnis bancassurance akibat adanya perubahan peraturan dan meningkatnya biaya pencadangan.
"Namun perolehan laba bersih ini menghasilkan earning per share (EPS) sebesar Rp91,4, dan return on equity shareholders fund (ROE) sebesar 11,2%," kata dia di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Dia melanjutkan, meskipun mengalami pernurunan laba bersih, CIMB Niaga tetap mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset mencapai Rp227,74 triliun, tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp218,22 triliun.
“Sembilan bulan pertama 2014 masih menjadi periode yang penuh tantangan bagi industri perbankan di Indonesia. Kondisi suku bunga yang tinggi telah mengakibatkan meningkatnya biaya dana dan non performing loan/NPL, sementara pelaksanaan pemilihan presiden membuat perbankan mengevaluasi kembali strateginya pada tahun ini," terangnya.
Dari sisi perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp5,90 trilliun serta perolehan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,88 trilliun per 30 September 2014.
Untuk mendongkrak perolehan DPK, lanjut Arwin, CIMB Niaga Syariah telah memperkenalkan dua produk terbaru Agustus lalu, yakni tabungan iB Pahala Haji dan iB Rencana Haji. Membidik segmen nasabah yang akan menunaikan maupun merencanakan ibadah haji ke Tanah Suci, kedua produk ini semakin melengkapi beragam produk simpanan CIMB Niaga Syariah.
Menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid , penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh rendahnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat sebesar 3,6% akibat meningkatnya beban bunga.
Selain itu, penurunan pada fee income sebesar 21,5% karena melambatnya bisnis foreign exchange (forex), capital market dan turunnya kontribusi dari bisnis bancassurance akibat adanya perubahan peraturan dan meningkatnya biaya pencadangan.
"Namun perolehan laba bersih ini menghasilkan earning per share (EPS) sebesar Rp91,4, dan return on equity shareholders fund (ROE) sebesar 11,2%," kata dia di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Dia melanjutkan, meskipun mengalami pernurunan laba bersih, CIMB Niaga tetap mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset mencapai Rp227,74 triliun, tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp218,22 triliun.
“Sembilan bulan pertama 2014 masih menjadi periode yang penuh tantangan bagi industri perbankan di Indonesia. Kondisi suku bunga yang tinggi telah mengakibatkan meningkatnya biaya dana dan non performing loan/NPL, sementara pelaksanaan pemilihan presiden membuat perbankan mengevaluasi kembali strateginya pada tahun ini," terangnya.
Dari sisi perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp5,90 trilliun serta perolehan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,88 trilliun per 30 September 2014.
Untuk mendongkrak perolehan DPK, lanjut Arwin, CIMB Niaga Syariah telah memperkenalkan dua produk terbaru Agustus lalu, yakni tabungan iB Pahala Haji dan iB Rencana Haji. Membidik segmen nasabah yang akan menunaikan maupun merencanakan ibadah haji ke Tanah Suci, kedua produk ini semakin melengkapi beragam produk simpanan CIMB Niaga Syariah.
(rna)