Pengembang Perumahan Berharap Suku Bunga KPR Turun
A
A
A
SEMARANG - Kalangan pengembang perumahan di Jawa Tengah khawatir di akhir tahun 2014 ini penjualan perumahan tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya. Kekhawatiran tersebut karena sampai saat ini suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) masih bertahan di kisaran 10 persen.
Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi Humas& Publikasi Dibya K Hidayat mengatakan, akhir tahun biasanya penjualan perumahan mengalami kenaikan yang cukup baik.
“Akhir tahun seharusnya ya (baik), tapi sampai sekarnag belum didukung dengan suku bunga KPR yang bagus,” katanya disela-sela pembukaan pameran Perumahan di Mal Paragon, Rabu (29/10/2014).
Dijelaskannya, dengan suku bunga KPR yang masih bertahan di angka 10 persen, dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarkat. Lebih dikhawatirkan lagi apabila diakhir tahun justru suku bunga KPR mengalami kenaikan.
“Yang sekarang saja, daya beli masyarakat terutama untuk menengah ke bawah, sangat kecil, apalagi kalau suku bunga naik, pasti daya beli akan jatuh,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Dia, REI berharap pemerintah yang baru dapat memberikan aturan yang berpihak pada pengembang perumahan.
“Sejak Januari sampai Oktober, penjualan masih stagnan, terutama untuk kelas menengah ke bawah, tetapi untuk menengah ke atas masih tumbuh dengan baik. Menurut kami kami saat ini dalam kondisi uang ketat, perputaran uang di pasar kurang. Oleh karena itu perlu ada kebijakan dari pemerintah yang mendukung pertumbuhan perumahan,” jelasnya.
Wakil Ketua REI Bidang Perbankan, pembiayaan dan Pasar modal Wibowo Tedjosukmono menambahkan, idealnya suku bunga KPR berada dibawah dua digit, yakni 8 persen ke bawah. “Suku bunga KPR idealnya di bawah dua digit, karena daya beli masyarakat paling bagus disitu, sehingga perumahan bisa terserap dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu terkait dengan pameran perumahan yang digelar di Mal Paragon digelar mulai 29-9 November mendatang dan diikuti oleh 15 pengembang perumahan kelas menengah ke atas dan satu pengembang apartemen.
Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi Humas& Publikasi Dibya K Hidayat mengatakan, akhir tahun biasanya penjualan perumahan mengalami kenaikan yang cukup baik.
“Akhir tahun seharusnya ya (baik), tapi sampai sekarnag belum didukung dengan suku bunga KPR yang bagus,” katanya disela-sela pembukaan pameran Perumahan di Mal Paragon, Rabu (29/10/2014).
Dijelaskannya, dengan suku bunga KPR yang masih bertahan di angka 10 persen, dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarkat. Lebih dikhawatirkan lagi apabila diakhir tahun justru suku bunga KPR mengalami kenaikan.
“Yang sekarang saja, daya beli masyarakat terutama untuk menengah ke bawah, sangat kecil, apalagi kalau suku bunga naik, pasti daya beli akan jatuh,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Dia, REI berharap pemerintah yang baru dapat memberikan aturan yang berpihak pada pengembang perumahan.
“Sejak Januari sampai Oktober, penjualan masih stagnan, terutama untuk kelas menengah ke bawah, tetapi untuk menengah ke atas masih tumbuh dengan baik. Menurut kami kami saat ini dalam kondisi uang ketat, perputaran uang di pasar kurang. Oleh karena itu perlu ada kebijakan dari pemerintah yang mendukung pertumbuhan perumahan,” jelasnya.
Wakil Ketua REI Bidang Perbankan, pembiayaan dan Pasar modal Wibowo Tedjosukmono menambahkan, idealnya suku bunga KPR berada dibawah dua digit, yakni 8 persen ke bawah. “Suku bunga KPR idealnya di bawah dua digit, karena daya beli masyarakat paling bagus disitu, sehingga perumahan bisa terserap dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu terkait dengan pameran perumahan yang digelar di Mal Paragon digelar mulai 29-9 November mendatang dan diikuti oleh 15 pengembang perumahan kelas menengah ke atas dan satu pengembang apartemen.
(gpr)