Hipmi Usul Badan Ekonomi Kreatif Dipimpin Pengusaha Muda
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta (Hipmi Jaya) meminta kepada pemerintah agar Badan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh pengusaha atau profesional muda.
Badan ini sedianya dibentuk untuk mengganti wacana pembentukan Kementerian Ekonomi Kreatif.
Ketua Umum Hipmi Jaya Rama Datau menjelaskan, alasan agar badan tersebut dipimpin pengusaha atau prefesional muda lantaran pelaku usaha di industri ini mayoritas anak-anak muda.
"Passion-nya ada di anak-anak muda, ada baiknya Presiden Joko Widodo mendorong lembaga ini nantinya dipimpin profesional atau pengusaha muda yang punya pengalaman di bidang ini,” kata dia dalam rilisnya, Senin (17/11/2014).
Dengan demikian, badan ini nantinya mampu berkomunikasi dan menyerap aspirasi serta kebutuhan industri kreatif. Selain itu, dia menambahkan, pemimpin badan tersebut harus sosok yang mampu berkoordinasi dengan kementerian lainnya karena nantinya akan melibatkan banyak kementerian.
Data Hipmi Jaya menunjukan, pemerintah tahun ini menargetkan pertumbuhan di sektor kreatif mencapai 10% pada 2014. Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri ini ditargetkan menjadi tiga besar kontributor untuk PDB.
Sebelumnya, ekonomi kreatif menempati posisi ketujuh dari 10 sektor ekonomi nasional, dengan menyumbang PDB sebesar 6,9% atau senilai Rp573,89 triliun dari total kontribusi ekonomi nasional.
Tak hanya itu, peranannya dalam penciptaan lapangan kerja juga kian strategis. Ekonomi Kreatif menempati posisi keempat dari 10 sektor ekonomi dalam kategori jumlah tenaga kerja pada 2012.
“Ekonomi kreatif menyumbang 11.799.568 Orang atau 10,65% pada total angkatan kerja nasional yang sebesar 110.808.154 orang,” ujar Rama.
Hipmi Jaya mencatat usaha di industri kreatif terdiri atas sekitar 10% dari total jumlah usaha di Indonesia saat ini. Periode 2010 - 2013 industri kreatif rata-rata dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6% dari total angkatan kerja nasional, yang didorong petumbuhan jumlah usaha di sektor industri kreatif pada periode tersebut sebesar 1%.
Dengan begitu, jumlah industri kreatif pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta jiwa serta memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar Rp19 triliun atau sebesar 5,72% dari total ekspor nasional.
"Di pertengahan tahun, ekspor karya kreatif Indonesia sudah mencapai Rp63,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,27% dibanding periode yang sama pada tahun lalu,” tutur Rama.
Badan ini sedianya dibentuk untuk mengganti wacana pembentukan Kementerian Ekonomi Kreatif.
Ketua Umum Hipmi Jaya Rama Datau menjelaskan, alasan agar badan tersebut dipimpin pengusaha atau prefesional muda lantaran pelaku usaha di industri ini mayoritas anak-anak muda.
"Passion-nya ada di anak-anak muda, ada baiknya Presiden Joko Widodo mendorong lembaga ini nantinya dipimpin profesional atau pengusaha muda yang punya pengalaman di bidang ini,” kata dia dalam rilisnya, Senin (17/11/2014).
Dengan demikian, badan ini nantinya mampu berkomunikasi dan menyerap aspirasi serta kebutuhan industri kreatif. Selain itu, dia menambahkan, pemimpin badan tersebut harus sosok yang mampu berkoordinasi dengan kementerian lainnya karena nantinya akan melibatkan banyak kementerian.
Data Hipmi Jaya menunjukan, pemerintah tahun ini menargetkan pertumbuhan di sektor kreatif mencapai 10% pada 2014. Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri ini ditargetkan menjadi tiga besar kontributor untuk PDB.
Sebelumnya, ekonomi kreatif menempati posisi ketujuh dari 10 sektor ekonomi nasional, dengan menyumbang PDB sebesar 6,9% atau senilai Rp573,89 triliun dari total kontribusi ekonomi nasional.
Tak hanya itu, peranannya dalam penciptaan lapangan kerja juga kian strategis. Ekonomi Kreatif menempati posisi keempat dari 10 sektor ekonomi dalam kategori jumlah tenaga kerja pada 2012.
“Ekonomi kreatif menyumbang 11.799.568 Orang atau 10,65% pada total angkatan kerja nasional yang sebesar 110.808.154 orang,” ujar Rama.
Hipmi Jaya mencatat usaha di industri kreatif terdiri atas sekitar 10% dari total jumlah usaha di Indonesia saat ini. Periode 2010 - 2013 industri kreatif rata-rata dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6% dari total angkatan kerja nasional, yang didorong petumbuhan jumlah usaha di sektor industri kreatif pada periode tersebut sebesar 1%.
Dengan begitu, jumlah industri kreatif pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta jiwa serta memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar Rp19 triliun atau sebesar 5,72% dari total ekspor nasional.
"Di pertengahan tahun, ekspor karya kreatif Indonesia sudah mencapai Rp63,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,27% dibanding periode yang sama pada tahun lalu,” tutur Rama.
(rna)