Harga BBM Naik, Pasar Obligasi Diminati
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Bind Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru mengatakan, di tengah kebijakan pemerintah dalam mengurangi subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas pada kenaikan inflasi, justru pasar surat utang atau obligasi banyak diminati.
"Ini menunjukan kebijakan pemerintah dalam jangka pendek itu positif," ujarnya setelah peluncuran acara INDObex di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jumat (21/11/2014)
Dia mengungkapkan, ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi dan pengalihan subsidi tersebut pada 18 November 2014 lalu mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar obligasi mengalami kenaikan.
"Berarti pasar positif, bahkan sampai 19 November 2014 lalu saat Bank Indonesia mengumumkan BI rate, yang biasanya kenaikan itu akan berimbas ke pasar obligasi, kita lihat ke INDObex dan obligasi masih naik," ujarnya.
Sementara meski IHSG kemarin mengalami penurunan, namun obligasi tetap menunjukan kenaikan. "Baru kemarin kita lihat IHSG turun karena profit taking. Tapi INDObex masih menunjukan kenaikan," ujarnya.
Dia meyakini bahwa pertumbuhan pasar obligasi Indonesia ke depan akan semakin stabil.
"Ini menunjukan kebijakan pemerintah dalam jangka pendek itu positif," ujarnya setelah peluncuran acara INDObex di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jumat (21/11/2014)
Dia mengungkapkan, ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi dan pengalihan subsidi tersebut pada 18 November 2014 lalu mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar obligasi mengalami kenaikan.
"Berarti pasar positif, bahkan sampai 19 November 2014 lalu saat Bank Indonesia mengumumkan BI rate, yang biasanya kenaikan itu akan berimbas ke pasar obligasi, kita lihat ke INDObex dan obligasi masih naik," ujarnya.
Sementara meski IHSG kemarin mengalami penurunan, namun obligasi tetap menunjukan kenaikan. "Baru kemarin kita lihat IHSG turun karena profit taking. Tapi INDObex masih menunjukan kenaikan," ujarnya.
Dia meyakini bahwa pertumbuhan pasar obligasi Indonesia ke depan akan semakin stabil.
(rna)