Wujudkan Swasembada Gula, JK Kunjungi PG Subang

Kamis, 04 Desember 2014 - 13:07 WIB
Wujudkan Swasembada...
Wujudkan Swasembada Gula, JK Kunjungi PG Subang
A A A
SUBANG - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf kalla (JK) mengunjungi pabrik gula (PG) Subang milik PT PG Rajawali II, anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Direktur Utama (Dirut) PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, kunjungan ini bentuk komitmen pemerintah mempersiapkan industri gula demi terwujudnya swasembada gula di tanah air.

Pihaknya mengaku sangat mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada gula. Sebagai salah satu pemain utama industri gula tanah air dengan 10 pabrik gula di Pulau Jawa, ditambah masuknya RNI ke dalam industri hilir, RNI siap berkontribusi penuh dalam mewujudkan program pemerintah.

Namun, tidak hanya melalui dukungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan, pemerintah pun dituntut komitmen tehadap tujuan itu.

Ismed menegaskan, industri gula nasional tidak akan pernah maju jika pemerintah masih ambigu dalam mengeluarkan regulasi terkait gula rafinasi.

"Pemerintah perlu tegas membatasi pasokan dan melarang gula rafinasi masuk ke pasar konsumsi rumah tangga. Tanpa itu kemajuan industri gula nasional sulit tercapai dan harapan swasembada pangan semakin jauh," papar dia dalam rilisnya, Kamis (4/12/2014).

Ismed, menjelaskan, realitasnya industri gula saat ini menghadapi tantangan yang kompleks. Serbuan gula impor rafinasi dan pasar bebas ASEAN yang akan diberlakukan 2015, mengharuskan industri gula menggenjot efisiensi jika ingin mampu bersaing dengan produk luar, tidak dapat dipungkiri HPP gula lokal masih tinggi.

Terkait hal itu, Ismed menegaskan, pengembangan teknologi di kebun dan pabrik gula menjadi salah satu kuncinya.

Hal itu membutuhkan dukungan konkret pemerintah. Selain kebijakan menekan impor gula mentah, kebijakan pengembangan teknologi perlu didorong agar pembenahan terjadi secara ekternal dan internal.

LPada tahun ini masih terjadi gap antara target swasembada gula yang dicanangkan pemerintah dengan produktivitas RNI di lapangan.

Dari sisi produktivitas per hektar, target pemerintah 88,7 ton/ha, sementara saat ini perkebunan tebu RNI mampu menghasilkan 82,2 ton/ha. Masih kurang 6,4 ton/ha. Hal itu berkorlasi dengan masih minimnya lahan perkebunan tebu.

Berdasarkan data, industri gula nasional masih membutuhkan 5.870 ha lahan tambahan. Dari total luas lahan yang ditargetkan tahun ini seluas 70.735 ha, RNI telah menyumbang sebesar 64.865 ha.

Mengenai kandungan rendemen, pemerintah menargetkan kandungan rendemen pada 2014 8,53%, sementara rendemen rata-rata RNI tahun ini masih di angka 7,77%, artinya masih kurang 0,75%.

Ismed melihat munculnya gap tersebut disebabkan beberapa faktor. Di antaranya lahan yang masih minim. Perlu ada regulasi yang menjamin ketersediaan lahan dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku tebu.

Selain itu terkait peningkatan teknologi, perlu lebih banyak lagi penelitan dan pengembangan varietas bibit unggul dan optimalisasi proses kinerja pabrik.

Agar keluar dari situasi itu, saat ini RNI terus mendorong mekanisasi dan otomatisasi dalam proses pengolahan tebu.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6610 seconds (0.1#10.140)