Budi Isman Pernah Ditawari Jadi Bos BlackBerry
A
A
A
DI kancah bisnis dan perusahaan multinasional nama Budi Satria Isman sudah melanglang buana. Pembina Yayasan Pro Indonesia dan pendiri gerakan wirausaha nasional Oneintwenty Movement ini banyak ditawari perusahaan-perusahaan besar untuk menduduki posisi penting.
Budi yang hadir sebagai pembicara dalam workshop usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Oneintwenty Movement di Jambi, mengaku pernah diminta vendor smartphone ternama, BlackBerry, untuk menduduki kursi nomor satu di perusahaan tersebut.
Menurutnya, penawaran tersebut datang sekitar 2 tahun lalu, ketika pasar android dan IOS mulai eksis di dunia telekomunikasi Indonesia. Lantas apa tanggapan mantan Wakil Presiden Direktur PT Coca-Cola Indonesia dan CEO Sarihusada ini?
"Saya dulu pernah ditawari jadi bos BlackBerry. Mereka datang ke saya buat jadi bos ponsel itu. Ditanya waktu itu 'masih mau kerja enggak?' Ya saya bilang enggak mau," tuturnya di acara Oneintwenty Movement di Jambi, Sabtu (6/12/2014)
Pria kelahiran Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, 23 Maret 1962 ini menuturkan, penolakannya itu bukan karena tidak sanggup. Pada waktu itu, Blackberry hampir collaps (runtuh).
"Kan satu-satunya pasar Blackberry mereka terbesar di Indonesia. Kalau mereka enggak bisa ngelola, mereka bisa collaps. Emang gue mau? Enggak ah, udah mau collaps. Kecuali kalau saya di Kanada jadi bosnya. Itu lain persoalan," candanya sambil tersenyum.
Meski demikian, Budi mengakui salut terhadap BlackBerry saat ini, karena bisa survive di tengah-tengah gempuran kompetitor yang merupakan pasar android dan IOS.
"BlackBerry bertahan. Dia enggak lihat kompetitornya dan dia bisa survive dengan mengeluarkan tipe-tipe baru," tandasnya.
Budi yang hadir sebagai pembicara dalam workshop usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Oneintwenty Movement di Jambi, mengaku pernah diminta vendor smartphone ternama, BlackBerry, untuk menduduki kursi nomor satu di perusahaan tersebut.
Menurutnya, penawaran tersebut datang sekitar 2 tahun lalu, ketika pasar android dan IOS mulai eksis di dunia telekomunikasi Indonesia. Lantas apa tanggapan mantan Wakil Presiden Direktur PT Coca-Cola Indonesia dan CEO Sarihusada ini?
"Saya dulu pernah ditawari jadi bos BlackBerry. Mereka datang ke saya buat jadi bos ponsel itu. Ditanya waktu itu 'masih mau kerja enggak?' Ya saya bilang enggak mau," tuturnya di acara Oneintwenty Movement di Jambi, Sabtu (6/12/2014)
Pria kelahiran Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, 23 Maret 1962 ini menuturkan, penolakannya itu bukan karena tidak sanggup. Pada waktu itu, Blackberry hampir collaps (runtuh).
"Kan satu-satunya pasar Blackberry mereka terbesar di Indonesia. Kalau mereka enggak bisa ngelola, mereka bisa collaps. Emang gue mau? Enggak ah, udah mau collaps. Kecuali kalau saya di Kanada jadi bosnya. Itu lain persoalan," candanya sambil tersenyum.
Meski demikian, Budi mengakui salut terhadap BlackBerry saat ini, karena bisa survive di tengah-tengah gempuran kompetitor yang merupakan pasar android dan IOS.
"BlackBerry bertahan. Dia enggak lihat kompetitornya dan dia bisa survive dengan mengeluarkan tipe-tipe baru," tandasnya.
(dmd)