Penghapusan Ron 88 Akan Pengaruhi Postur APBN
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil membenarkan, BBM kualitas Ron 88 atau premium yang rencananya akan dihapus, akan mengubah postur APBN.
"Ya nanti akan lihat, karena banyak berubah (termasuk APBN). Seperti harga minyak, kurs akan berubah. Nanti waktu APBN-P akan kelihatan. APBN-P pasti lebih baik," ujarnya di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Intinya, lanjut dia, pemerintah ingin APBN tidak tersandera dengan hal-hal di luar kontrol. Karena, sebelumnya hal-hal yang di luar kontrol, akibat subdii BBM.
"Kalau harga minyak dunia naik, akan menjadi beban APBN. APBN menjadi di luar kontrol pemerintah. Sehingga pemerintah tidak bisa mengalokasikan dana cukup untuk yang lebih mendesak misalnya infrastruktur," katanya.
Namun, dengan subsidi tetap (fix subsidy) sudah bisa diduga, berapa nilai maksimumnya untuk subsidi. Jadi, berapa pun perubahan harga minyak dunia, kurs tidak akan menyandera APBN.
"Tentunya kalau pakai fix subsidy, pasti masyarakat akan terbiasa. Di mana harga ditentukan mekanisme naik turun, kemudian tentu akan ada efeknya. Tapi masyarakat akan terbiasa. Justru kalau kita tahan selama ini, ketika dilepas, akan terjadi inflasi," pungkasnya.
"Ya nanti akan lihat, karena banyak berubah (termasuk APBN). Seperti harga minyak, kurs akan berubah. Nanti waktu APBN-P akan kelihatan. APBN-P pasti lebih baik," ujarnya di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Intinya, lanjut dia, pemerintah ingin APBN tidak tersandera dengan hal-hal di luar kontrol. Karena, sebelumnya hal-hal yang di luar kontrol, akibat subdii BBM.
"Kalau harga minyak dunia naik, akan menjadi beban APBN. APBN menjadi di luar kontrol pemerintah. Sehingga pemerintah tidak bisa mengalokasikan dana cukup untuk yang lebih mendesak misalnya infrastruktur," katanya.
Namun, dengan subsidi tetap (fix subsidy) sudah bisa diduga, berapa nilai maksimumnya untuk subsidi. Jadi, berapa pun perubahan harga minyak dunia, kurs tidak akan menyandera APBN.
"Tentunya kalau pakai fix subsidy, pasti masyarakat akan terbiasa. Di mana harga ditentukan mekanisme naik turun, kemudian tentu akan ada efeknya. Tapi masyarakat akan terbiasa. Justru kalau kita tahan selama ini, ketika dilepas, akan terjadi inflasi," pungkasnya.
(izz)