Kenaikan TDL di Sulselbar Dialami 18% Pelanggan
A
A
A
MAKASSAR - PT PLN akhirnya menerapkan keputusan Peraturan Menteri ESDM 31/2014 tentang Tarif Listrik, yang didalamnya menetapkan kenaikan tarif khusus bagi pelanggan di atas 900 Volt Amphere (VA). Sebanyak 18% pelanggan dipastikan terkena dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) ini.
Keputusan PLN tersebut menyasar pelanggan tertentu, seperti rumah mewah, hotel, hingga mal, di mana penetapannya bersifat adjustment. Yakni, tarif listrik tidak tetap melainkan bisa naik atau turun tergantung pada perubahan indikator.
Kepala Humas PLN wilayah Sulselrabar Khairil Anwar mengatakan, penentuan tarif itu mengacu pada tiga hal, yakni, inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), kurs rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), dan harga minyak Indonesia (ICP).
Dia menjelaskan, tiga indikator ini dijadikan acuan dalam melakukan perubahan terhadap TDL, sebab jika hal tersebut berubah maka tarif ikut berubah.
"Ada 17 golongan tarif pelanggan dan ada 12 yang tarifnya disesuaikan. Untuk rumah tangga dimulai dari daya 1.300 VA, pelanggan bisnis mulai daya 6.600 VA-200 kVA, hingga industri dengan daya di atas 200 kVA sampai 30 ribu kVA. Dari 61 juta pelanggan yang dikenakan tarif adjustment sekitar 19%," jelasnya, Senin (5/1/2015).
Khairil mengungkapkan, dari total pelanggan 2,17 juta orang sampai Desember 2014 yang terkena dampak sekitar 18% atau sekitar 390.780 pelanggan. Sisanya, sekitar 81% merupakan pelanggan yang menggunakan daya listrik di kisaran 900 VA.
Tidak hanya TDL yang naik, pemasangan sambungan baru listrik juga ikut naik yang diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) 33/2014 dengan harga menyesuaikan kelompok pengguna dan lokasi.
Saat dikonfirmasi tidak dilakukannya sosialisasi terhadap kenaikan TDL, Khairil beralasan semua itu sudah menjadi kebijakan pusat. Dia beralasan kenaikan TDL tidak berefek pada masyarakat golongan bawah.
"Pelanggan baru akan merasakan perubahan tagihan listrik saat melakukan pembayaran di Februari, untuk yang dibayarkan Januari masih tarif lama," ungkapnya.
Data PLN area Sulselrabar menyebutkan, 2.171 juta sambungan pelanggan terdiri dari pelanggan sosial sebanyak 37.190 sambungan listrik (sl), rumah tangga 2.035 juta sl, pelanggan bisnis sebanyak 100,756 sl, pelanggan industri sebanyak 1,583 sl dan pelanggan pemerintah 47 pelanggan.
Keputusan PLN tersebut menyasar pelanggan tertentu, seperti rumah mewah, hotel, hingga mal, di mana penetapannya bersifat adjustment. Yakni, tarif listrik tidak tetap melainkan bisa naik atau turun tergantung pada perubahan indikator.
Kepala Humas PLN wilayah Sulselrabar Khairil Anwar mengatakan, penentuan tarif itu mengacu pada tiga hal, yakni, inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), kurs rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), dan harga minyak Indonesia (ICP).
Dia menjelaskan, tiga indikator ini dijadikan acuan dalam melakukan perubahan terhadap TDL, sebab jika hal tersebut berubah maka tarif ikut berubah.
"Ada 17 golongan tarif pelanggan dan ada 12 yang tarifnya disesuaikan. Untuk rumah tangga dimulai dari daya 1.300 VA, pelanggan bisnis mulai daya 6.600 VA-200 kVA, hingga industri dengan daya di atas 200 kVA sampai 30 ribu kVA. Dari 61 juta pelanggan yang dikenakan tarif adjustment sekitar 19%," jelasnya, Senin (5/1/2015).
Khairil mengungkapkan, dari total pelanggan 2,17 juta orang sampai Desember 2014 yang terkena dampak sekitar 18% atau sekitar 390.780 pelanggan. Sisanya, sekitar 81% merupakan pelanggan yang menggunakan daya listrik di kisaran 900 VA.
Tidak hanya TDL yang naik, pemasangan sambungan baru listrik juga ikut naik yang diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) 33/2014 dengan harga menyesuaikan kelompok pengguna dan lokasi.
Saat dikonfirmasi tidak dilakukannya sosialisasi terhadap kenaikan TDL, Khairil beralasan semua itu sudah menjadi kebijakan pusat. Dia beralasan kenaikan TDL tidak berefek pada masyarakat golongan bawah.
"Pelanggan baru akan merasakan perubahan tagihan listrik saat melakukan pembayaran di Februari, untuk yang dibayarkan Januari masih tarif lama," ungkapnya.
Data PLN area Sulselrabar menyebutkan, 2.171 juta sambungan pelanggan terdiri dari pelanggan sosial sebanyak 37.190 sambungan listrik (sl), rumah tangga 2.035 juta sl, pelanggan bisnis sebanyak 100,756 sl, pelanggan industri sebanyak 1,583 sl dan pelanggan pemerintah 47 pelanggan.
(dmd)