Teluk Bintuni Simpan Gas Alam Berlimpah
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan, Teluk Bintuni di wilayah Papua Barat memiliki sumber daya alam (SDA) berlimpah, salah satunya gas alam.
Ketua Pokja Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Timur Indonesia (KTI) Kadin Ikhwanudin Mawardi mengatakan, potensi alam yang besar tersebut belum dikelola baik oleh pemerintah.
"Sebenarnya Bintuni akan jadi kota terhebat di dunia, karena potensi gas yang besar di sana," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (8/1/2015).
Senada dengan Ikhwanuddin, Wakil Ketua Umum Pokja KTI Kadin Ferrianto Djais menyebutkan, teluk Bintuni merupakan salah satu teluk yang bersumber daya paling besar di dunia.
"Di sana kan ada tanaman mangrove terbesar di dunia, ternyata di tengahnya itu gas melulu. Sekarang kondisinya masih apa adanya," imbuh dia.
Ferrianto mengaku, saat ini pemerintah pun mulai melirik kawasan tersebut, untuk membangun kawasan industri petrokimia. Ditargetkan, proyek tersebut akan mulai dioperasikan pada 2019.
"Di sana mau dibangun industri petrokimia, pupuk, macam-macam. Tapi butuh infrastrukturnya dulu dibangun seperti jalan, air bersih, listrik dan ini juga harus melibatkan masyarakat sekitar," tandasnya.
Ketua Pokja Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Timur Indonesia (KTI) Kadin Ikhwanudin Mawardi mengatakan, potensi alam yang besar tersebut belum dikelola baik oleh pemerintah.
"Sebenarnya Bintuni akan jadi kota terhebat di dunia, karena potensi gas yang besar di sana," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (8/1/2015).
Senada dengan Ikhwanuddin, Wakil Ketua Umum Pokja KTI Kadin Ferrianto Djais menyebutkan, teluk Bintuni merupakan salah satu teluk yang bersumber daya paling besar di dunia.
"Di sana kan ada tanaman mangrove terbesar di dunia, ternyata di tengahnya itu gas melulu. Sekarang kondisinya masih apa adanya," imbuh dia.
Ferrianto mengaku, saat ini pemerintah pun mulai melirik kawasan tersebut, untuk membangun kawasan industri petrokimia. Ditargetkan, proyek tersebut akan mulai dioperasikan pada 2019.
"Di sana mau dibangun industri petrokimia, pupuk, macam-macam. Tapi butuh infrastrukturnya dulu dibangun seperti jalan, air bersih, listrik dan ini juga harus melibatkan masyarakat sekitar," tandasnya.
(izz)