Pedagang di Palembang Tak Berani Stok Semen
A
A
A
JAKARTA - Pedagang bahan bangunan di Palembang tidak berani mengambil semen untuk stok baru. Hal ini lantaran turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang mulai berlaku hari ini.
Salah satu pedagang bahan bangunan di kawasan Sekanak, Pratama mengatakan, semen yang dijual di tokonya sejak dua hari kemarin sengaja dikosongkan.
Dia mengaku tidak mengambil stok dari pemasok karena takut akan merugi. "Dolog (distributor) pasti jual dengan harga lama per sak-nya. Tapi, begitu BBM turun ternyata harga semen ikut turun, kan saya bisa rugi," ujarnya, Senin (19/1/2015).
Pihaknya mengaku tidak tahu harga semen yang berlaku saat ini. Untuk harga sebelumnya Rp62.000 per sak. "Untung penjualan semen kecil. Paling cuma Rp500 per sak," ucap Pratama.
Dihubungi terpisah, Owner Istana Bangunan yang berlokasi di kawasan Kertapati, Halim Wijaya mengatakan, saat ini dia juga belum menambah stok baru untuk semen. Sebab, stok lama masih ada. "Stok barangnya masih banyak, tahan dulu," ucapnya.
Pihaknya sudah menerima informasi dari distributor bahwa perubahan harga berlaku untuk semen Holcim dan Tiga Roda. Turunnya harga berkisaran Rp1.000-Rp2.000 per sak.
Sementara harga yang berlaku untuk keduanya sekarang sebesar Rp61.000 per sak. Semen lain seperti Semen Padang masih di atas harga Rp62.000 per sak.
"Baru dua merek ini yang sudah ada penurunan. Tapi, harga yang turun itu berlaku untuk stok baru," tukas Halim.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Palembang Sahrul Hefni mengatakan, harga barang strategis di sektor bahan bangunan seperti semen untuk pekan ini belum terpantau.
Namun tercatat, di pekan pertama Januari 2015 harga semen masih stabil. Dia menyebutkan pada 2 Januari dan 16 Januari, Semen Baturaja seharga Rp65.000 per sak.
Sementara semen merek lainnya sebesar Rp64.000 per sak. Harga tersebut didapat dari pantauan di beberapa toko bangunan di kawasan enam pasar tradisional Palembang.
"Kami memang setiap minggu memang memantau semen, tapi sayangnya untuk minggu ini baru akan bergerak besok (hari ini)," jelasnya.
Salah satu pedagang bahan bangunan di kawasan Sekanak, Pratama mengatakan, semen yang dijual di tokonya sejak dua hari kemarin sengaja dikosongkan.
Dia mengaku tidak mengambil stok dari pemasok karena takut akan merugi. "Dolog (distributor) pasti jual dengan harga lama per sak-nya. Tapi, begitu BBM turun ternyata harga semen ikut turun, kan saya bisa rugi," ujarnya, Senin (19/1/2015).
Pihaknya mengaku tidak tahu harga semen yang berlaku saat ini. Untuk harga sebelumnya Rp62.000 per sak. "Untung penjualan semen kecil. Paling cuma Rp500 per sak," ucap Pratama.
Dihubungi terpisah, Owner Istana Bangunan yang berlokasi di kawasan Kertapati, Halim Wijaya mengatakan, saat ini dia juga belum menambah stok baru untuk semen. Sebab, stok lama masih ada. "Stok barangnya masih banyak, tahan dulu," ucapnya.
Pihaknya sudah menerima informasi dari distributor bahwa perubahan harga berlaku untuk semen Holcim dan Tiga Roda. Turunnya harga berkisaran Rp1.000-Rp2.000 per sak.
Sementara harga yang berlaku untuk keduanya sekarang sebesar Rp61.000 per sak. Semen lain seperti Semen Padang masih di atas harga Rp62.000 per sak.
"Baru dua merek ini yang sudah ada penurunan. Tapi, harga yang turun itu berlaku untuk stok baru," tukas Halim.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Palembang Sahrul Hefni mengatakan, harga barang strategis di sektor bahan bangunan seperti semen untuk pekan ini belum terpantau.
Namun tercatat, di pekan pertama Januari 2015 harga semen masih stabil. Dia menyebutkan pada 2 Januari dan 16 Januari, Semen Baturaja seharga Rp65.000 per sak.
Sementara semen merek lainnya sebesar Rp64.000 per sak. Harga tersebut didapat dari pantauan di beberapa toko bangunan di kawasan enam pasar tradisional Palembang.
"Kami memang setiap minggu memang memantau semen, tapi sayangnya untuk minggu ini baru akan bergerak besok (hari ini)," jelasnya.
(izz)