Pemerintah Jamin Kanal Kra Tak Ganggu Poros Maritim RI
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Kemaritiman menjamin pembangunan sebuah terusan atau kanal di Kra Isthmus, Thailand yang dilakukan pemerintah China tidak mengganggu konsep poros maritim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti diketahui, pemerintah China sedang merencanakan pembangunan sebuah terusan atau kanal di Kra Isthmus, Thailand sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan Laut China Selatan, Teluk Thailand dan Samudera India.
"Enggak juga (ganggu konsep poros maritim Jokowi). 90% transportasi di Indonesia melalui Selat Makassar, tapi anda harus tahu juga bahwa Indonesia itu negara besar," ujar Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo di Hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Menurutnya, pembangunan kanal yang menghubungkan Laut China Selatan, Teluk Thailand dan Samudera India ini hanya untuk kapal-kapal internasional. Sementara kapal nasional tetap melalui Selat Malaka.
"Dengan 250 juta penduduk, kanal Kra itu kan yang internasional, kalau yang nasional tetap datang ke sini," imbuh dia.
Indroyono mengatakan, jika kapal-kapal milik asing tersebut tidak lagi melintasi Selat Malaka, pemerintah Indonesia pun tidak mengalami kendala ataupun kerugian.
"Kalau begitu yang dapat kendala siapa? Bukan Indonesia kan, karena Indonesia itu produsen dan konsumen yang besar. Yang masalah kan bukan Indonesia pasti," terangnya.
Sekadar informasi, dengan dibangunnya kanal itu, kapal-kapal dari dan menuju pelabuhan-pelabuhan China tak perlu lagi melewati Selat Malaka. Rute baru ini mempersingkat perjalanan sejauh 1.000 kilometer.
Pembangunan Terusan Kra Isthmus ini diperkirakan akan membuat rute perjalanan melalui Selat Malaka semakin sepi. Ini juga berarti ikut mengurangi jumlah kapal-kapal bertonase besar yang melewati kepulauan Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah China sedang merencanakan pembangunan sebuah terusan atau kanal di Kra Isthmus, Thailand sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan Laut China Selatan, Teluk Thailand dan Samudera India.
"Enggak juga (ganggu konsep poros maritim Jokowi). 90% transportasi di Indonesia melalui Selat Makassar, tapi anda harus tahu juga bahwa Indonesia itu negara besar," ujar Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo di Hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Menurutnya, pembangunan kanal yang menghubungkan Laut China Selatan, Teluk Thailand dan Samudera India ini hanya untuk kapal-kapal internasional. Sementara kapal nasional tetap melalui Selat Malaka.
"Dengan 250 juta penduduk, kanal Kra itu kan yang internasional, kalau yang nasional tetap datang ke sini," imbuh dia.
Indroyono mengatakan, jika kapal-kapal milik asing tersebut tidak lagi melintasi Selat Malaka, pemerintah Indonesia pun tidak mengalami kendala ataupun kerugian.
"Kalau begitu yang dapat kendala siapa? Bukan Indonesia kan, karena Indonesia itu produsen dan konsumen yang besar. Yang masalah kan bukan Indonesia pasti," terangnya.
Sekadar informasi, dengan dibangunnya kanal itu, kapal-kapal dari dan menuju pelabuhan-pelabuhan China tak perlu lagi melewati Selat Malaka. Rute baru ini mempersingkat perjalanan sejauh 1.000 kilometer.
Pembangunan Terusan Kra Isthmus ini diperkirakan akan membuat rute perjalanan melalui Selat Malaka semakin sepi. Ini juga berarti ikut mengurangi jumlah kapal-kapal bertonase besar yang melewati kepulauan Indonesia.
(izz)