Alfamart-Alfamidi Gelar Pelatihan Manajemen Ritel

Jum'at, 30 Januari 2015 - 09:29 WIB
Alfamart-Alfamidi Gelar Pelatihan Manajemen Ritel
Alfamart-Alfamidi Gelar Pelatihan Manajemen Ritel
A A A
JAKARTA - PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) Tbk, pengelola Alfamart dan Alfamidi memberikan pelatihan manajemen ritel bagi 100 pedagang kecil atau pemilik warung di wilayah Jakarta Barat.

Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin mengemukakan, pemberian materi pelatihan ini bertujuan agar pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memahami manajemen ritel modern.

“Tudingan yang ada selama ini ritel modern mematikan warung tradisional. Padahal, jika dicermati ritel modern memiliki segmentasi berbeda dengan warung tradisional. Jadi, keduanya bisa hidup dan berkembang secara berdampingan,” ujar Solihin dalam siaran pers yang dilansir Sindonews, Jumat (30/1/2015).

Materi yang diberikan untuk para pedagang, antara lain tips mengelola usaha ritel dengan sentuhan modern, tips mengatur persediaan (stock) barang, tips menata (mendisplay) barang, tips mengatur keuangan (cash flow) hingga product knowledge.

"Kegiatan ini sejalan dengan visi perusahaan, menjadi jaringan distribusi ritel yang berorientasi pada pemberdayaan pengusaha kecil. Jadi intinya, kami ingin warung tradisional juga bisa berkembang dan bersaing secara sehat dengan ritel modern,” terangnya.

Dia mengimbau agar para pedagang memiliki keinginan kuat memperbaiki usahanya. “Jika pedagang tidak punya kesadaran berubah dalam mengelola warungnya maka pelatihan ini tidak ada gunanya,” imbuh Solihin.

Pelatihan pedagang kecil ini disambut positif Walikota Jakarta Barat Anas Efendi. “Ritel modern harus membantu pedagang kecil di sekitar toko agar mereka dapat tetap hidup dan berkembang. Pemerintah ingin mengkondisikan terciptanya persaingan yang sehat antara ritel modern dan warung tradisional," ujar Anas.

Sebelumnya, Gubernur Pemprov DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada media mengatakan akan mewajibkan peritel menjual produk lokal dengan komposisi di atas 90%.

“Menurut data Nielsen pertumbuhan ritel traditional di Indonesia mencapai 2,6 juta, tapi ritel modern cuma tumbuh 33 ribu. Jadi, jangan berasumsi jika menjamurnya ritel modern sebagai penyebab matinya ritel tradisional. Toko kelontong itu bangkrut karena salah manajemen,” tandas Ahok.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3661 seconds (0.1#10.140)