OJK Nilai Mandiri-BNI Tak Perlu Dipaksa Merger
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai PT Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tidak harus dipaksakan untuk merger. Sebaiknya kedua bank BUMN tersebut lebih fokus pada konsolidasi strategis yang lebih penting.
"Enggak mesti merger-merger. Lebih bagus fokus dulu konsolidasi strategis, itu saya rasa lebih penting," kata Deputi Komisioner Bidang Perbankan OJK Irwan Lubis di Kantor Kemko Perekonomian, Selasa (10/2/2015).
Dia menjelaskan, konsolidasi strategis bisa dilakukan dengan cara masing-masing perbankan meningkatkan daya saing melalui berbagai efisiensi.
Perbankan juga bisa bekerja sama dalam pengembangan teknologi informasi (TI), infrastruktur, SDM, penyediaan mesin EDC, ATM, sampai mengintegrasikan pusat-pusat pelatihan hingga standar perbankan di Indonesia setara dengan bank ASEAN.
"Selain itu konsolidasi strategis akan menguntungkan masing-masing perbankan tersebut," ujar Irwan.
Contohnya, lanjut dia, bank BUMN bisa menciptakan efisiensi, seperti pada e-banking. Di mana EDC dan ATM bisa digunakan secara bersama, termasuk support likuiditas dan masuk kredit sindikasi, serta strategi SDM.
"Lakukan dulu saja maping. Sebenarnya begini, kalau kaitannya MEA bagaimana mereka meningkatkan daya saing melalui efisiensi, jadi perlu efisiensi. Sebenarnya kalau pun nanti yang diperlukan konsolidasi strategi, kita tetap menjaga peluang," pungkasnya.
"Enggak mesti merger-merger. Lebih bagus fokus dulu konsolidasi strategis, itu saya rasa lebih penting," kata Deputi Komisioner Bidang Perbankan OJK Irwan Lubis di Kantor Kemko Perekonomian, Selasa (10/2/2015).
Dia menjelaskan, konsolidasi strategis bisa dilakukan dengan cara masing-masing perbankan meningkatkan daya saing melalui berbagai efisiensi.
Perbankan juga bisa bekerja sama dalam pengembangan teknologi informasi (TI), infrastruktur, SDM, penyediaan mesin EDC, ATM, sampai mengintegrasikan pusat-pusat pelatihan hingga standar perbankan di Indonesia setara dengan bank ASEAN.
"Selain itu konsolidasi strategis akan menguntungkan masing-masing perbankan tersebut," ujar Irwan.
Contohnya, lanjut dia, bank BUMN bisa menciptakan efisiensi, seperti pada e-banking. Di mana EDC dan ATM bisa digunakan secara bersama, termasuk support likuiditas dan masuk kredit sindikasi, serta strategi SDM.
"Lakukan dulu saja maping. Sebenarnya begini, kalau kaitannya MEA bagaimana mereka meningkatkan daya saing melalui efisiensi, jadi perlu efisiensi. Sebenarnya kalau pun nanti yang diperlukan konsolidasi strategi, kita tetap menjaga peluang," pungkasnya.
(izz)