Pertumbuhan Properti Potensi Besar bagi Jasa Asuransi
A
A
A
SEMARANG - Perpindahan investasi yang dilakukan pelaku usaha properti dari Jabodetabek ke Jawa Tengah (Jateng), dinilai sebagai pasar potensial bagi sektor jasa asuransi di wilayah tersebut. Pasalnya, dengan makin banyak investasi, dipastikan akan semakin banyak orang tinggal di Jateng.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Semarang, Ridwansyah mengatakan, sektor properti menjadi salah satu yang dibidik jasa asuransi. “Dengan banyak investasi di Jateng akan makin banyak pula orang yang tinggal, dan sektor properti sangat berpotensi,” ujarnya, Selasa (17/2/2015).
Dia menuturkan, sektor properti diperkirakan akan mampu memberikan kontribusi sebesar 60% dari seluruh kerugian yang dicover perusahaan asuransi. “Dari perusahaan asuransi akan memaksimalkan setiap potensi yang ada,” katanya.
Disinggung kesiapan perusahaan asuransi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015, Ridwansyah menyatakan, perusahaan asuransi nasional sudah siap.
Menurutnya, MEA menjadi tantangan dan juga peluang bagi perusahaan asuransi untuk terus tumbuh. Meskipun dipastikan dengan dibukanya keran MEA, maka persaingan akan semakin ketat, terlebih dengan masuknya perusahaan asuransi asing. “Kami optimistis jasa asuransi siap menghadapi persaingan dengan perusahaan asing,” tegasnya.
Terlebih, lanjut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menetapkan satu tarif, satu komisi dan satu diskon untuk sejumlah kerugian yang dicover asuransi. Melalui penetapan tersebut, dipastikan tidak akan ada persaingan tarif, antara perusahaan asing.
“Penetapan tarif dari OJK berperan terhadap kesiapan jasa asuransi untuk bersaing saat menghadapi MEA. Hanya tarif kerugian akibat huru-hara saja yang belum ditetapkan,” tandasnya.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Semarang, Ridwansyah mengatakan, sektor properti menjadi salah satu yang dibidik jasa asuransi. “Dengan banyak investasi di Jateng akan makin banyak pula orang yang tinggal, dan sektor properti sangat berpotensi,” ujarnya, Selasa (17/2/2015).
Dia menuturkan, sektor properti diperkirakan akan mampu memberikan kontribusi sebesar 60% dari seluruh kerugian yang dicover perusahaan asuransi. “Dari perusahaan asuransi akan memaksimalkan setiap potensi yang ada,” katanya.
Disinggung kesiapan perusahaan asuransi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015, Ridwansyah menyatakan, perusahaan asuransi nasional sudah siap.
Menurutnya, MEA menjadi tantangan dan juga peluang bagi perusahaan asuransi untuk terus tumbuh. Meskipun dipastikan dengan dibukanya keran MEA, maka persaingan akan semakin ketat, terlebih dengan masuknya perusahaan asuransi asing. “Kami optimistis jasa asuransi siap menghadapi persaingan dengan perusahaan asing,” tegasnya.
Terlebih, lanjut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menetapkan satu tarif, satu komisi dan satu diskon untuk sejumlah kerugian yang dicover asuransi. Melalui penetapan tersebut, dipastikan tidak akan ada persaingan tarif, antara perusahaan asing.
“Penetapan tarif dari OJK berperan terhadap kesiapan jasa asuransi untuk bersaing saat menghadapi MEA. Hanya tarif kerugian akibat huru-hara saja yang belum ditetapkan,” tandasnya.
(dmd)