The Fed Ragu Naikkan Fed Rate Terlalu Cepat
A
A
A
WASHINGTON - Pembuat kebijakan Federal Reserve (The Fed) ragu-ragu untuk menaikkan suku bunga (Fed rate) terlalu cepat karena bisa mengganggu pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Risalah The Fed pada pertemuan 27-28 Januari lalu, yang dirilis pada Rabu waktu setempat menunjukkan bahwa pejabat The Fed khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang solid di tengah melemahnya ekonomi global dapat menjatuhkan ekspektasi inflasi di AS.
Risalah menjelaskan adanya perdebatan terkait inflasi di tengah keinginan pembuat kebijakan untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama. Sementara bank sentral AS menargetkan akan mulai menaikkan suku pada Juni tahun ini.
"Saya pikir itu mungkin jauh lebih dovish dari apapun yang diantisipasi, itu sudah pasti," kata Kepala Investasi Senior di Prudential Fixed Income Greg Peters seperti dilansir dari Reuters, Kamis (19/2/2015).
Menurut dia, akan sulit bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun ini. Namun, dia menambahkan bahwa bukan berarti The Fed tidak akan melakukannya.
Dalam pernyataan kebijakannya pada Januari lalu, The Fed mengakui akan mencermati gejolak di pasar global untuk menerapkan kebijakan tersebut. Ini merupakan kali pertama sejak Januari 2013 bahwa Fed membuat referensi terkait peristiwa ekonomi luar negeri dalam membuat kebijakan.
Risalah The Fed menawarkan pandangan lebih rinci dari masalah di luar negeri, seperti perlambatan ekonomi China dan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina yang memberi risiko penurunan prospek pertumbuhan ekonomi AS.
Pejabat The Fed menegaskan bahwa waktu penaikan suku bunga akan tetap tergantung pada data ekonomi. Risalah juga menyebut bahwa banyak peserta cenderung ingin menjaga suku bunga rendah untuk waktu yang lama.
Risalah The Fed pada pertemuan 27-28 Januari lalu, yang dirilis pada Rabu waktu setempat menunjukkan bahwa pejabat The Fed khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang solid di tengah melemahnya ekonomi global dapat menjatuhkan ekspektasi inflasi di AS.
Risalah menjelaskan adanya perdebatan terkait inflasi di tengah keinginan pembuat kebijakan untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama. Sementara bank sentral AS menargetkan akan mulai menaikkan suku pada Juni tahun ini.
"Saya pikir itu mungkin jauh lebih dovish dari apapun yang diantisipasi, itu sudah pasti," kata Kepala Investasi Senior di Prudential Fixed Income Greg Peters seperti dilansir dari Reuters, Kamis (19/2/2015).
Menurut dia, akan sulit bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun ini. Namun, dia menambahkan bahwa bukan berarti The Fed tidak akan melakukannya.
Dalam pernyataan kebijakannya pada Januari lalu, The Fed mengakui akan mencermati gejolak di pasar global untuk menerapkan kebijakan tersebut. Ini merupakan kali pertama sejak Januari 2013 bahwa Fed membuat referensi terkait peristiwa ekonomi luar negeri dalam membuat kebijakan.
Risalah The Fed menawarkan pandangan lebih rinci dari masalah di luar negeri, seperti perlambatan ekonomi China dan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina yang memberi risiko penurunan prospek pertumbuhan ekonomi AS.
Pejabat The Fed menegaskan bahwa waktu penaikan suku bunga akan tetap tergantung pada data ekonomi. Risalah juga menyebut bahwa banyak peserta cenderung ingin menjaga suku bunga rendah untuk waktu yang lama.
(rna)