Rencana Merger Bank Syariah karena Iri dengan Malaysia?
A
A
A
JAKARTA - Rencana merger tiga bank syariah milik badan usaha milik negara (BUMN) menuai kontroversi.
Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno berpendapat, rencana merger Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri tersebut hanya iri dengan Malaysia.
"Indonesia hanya panas melihat perbankan syariah Malaysia, jadi kita Iri dengan bank syariah mereka. Karena itu, (rencana merger) ini cuma eksperimen saja," kata Hendrawan kepada Sindonews, Kamis (19/2/2015).
Menurut dia, jika wacana merger tiga bank syariah tersebut jadi terlaksana, maka rencana untuk memperbesar aset dan pemodalan perbankan bisa dilakukan. Kendati begitu, kata dia, umumnya bank-bank syariah di Malaysia bisa besar lantaran akumulasi modal dari waktu ke waktu yang berlangsung lama.
Untuk itu, dia berpesan, rencana merger ini harus dibarengi dengan proses riset yang memadai karena kebijakan strategis seperti ini memuat dampak negatif di tengah harapan memberi imbas positif.
"Rencana yang jelas, ini perlu dibicarakan. Kebijakan strategis punya positif dan negatif. Jika sukses dilakukan, maka modal perbankan bisa besar, bisa melakukan pembiayaan dana besar, tenor yang lebih panjang, bahkan ekspansi ke Malaysia," tandasnya.
Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno berpendapat, rencana merger Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri tersebut hanya iri dengan Malaysia.
"Indonesia hanya panas melihat perbankan syariah Malaysia, jadi kita Iri dengan bank syariah mereka. Karena itu, (rencana merger) ini cuma eksperimen saja," kata Hendrawan kepada Sindonews, Kamis (19/2/2015).
Menurut dia, jika wacana merger tiga bank syariah tersebut jadi terlaksana, maka rencana untuk memperbesar aset dan pemodalan perbankan bisa dilakukan. Kendati begitu, kata dia, umumnya bank-bank syariah di Malaysia bisa besar lantaran akumulasi modal dari waktu ke waktu yang berlangsung lama.
Untuk itu, dia berpesan, rencana merger ini harus dibarengi dengan proses riset yang memadai karena kebijakan strategis seperti ini memuat dampak negatif di tengah harapan memberi imbas positif.
"Rencana yang jelas, ini perlu dibicarakan. Kebijakan strategis punya positif dan negatif. Jika sukses dilakukan, maka modal perbankan bisa besar, bisa melakukan pembiayaan dana besar, tenor yang lebih panjang, bahkan ekspansi ke Malaysia," tandasnya.
(rna)