Menperin Saleh Husin Pacu Industri di Luar Jawa

Rabu, 25 Februari 2015 - 06:56 WIB
Menperin Saleh Husin Pacu Industri di Luar Jawa
Menperin Saleh Husin Pacu Industri di Luar Jawa
A A A
PADANG - Sumber daya industri yang melimpah di Sumatera dan Kalimantan menguatkan tekad Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu industri di kawasan luar Pulau Jawa. Ini sekaligus upaya mempercepat pemerataan dan penyebaran industri di seluruh wilayah Indonesia.

"Ke depan, pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa harus lebih besar daripada pertumbuhan industri di Jawa, agar terjadi percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin di Padang, Sumatera Barat, Selasa (24/2/2015).

Menperin hadir di Padang untuk membuka Rapat Koordinasi Kemenperin dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Wilayah I Tahun 2015, di auditorium PT Semen Padang Indonesia.

Komitmen itu juga didorong data Kemenperin yang menunjukkan sektor industri pengolahan nonmigas di luar Pulau Jawa tumbuh dari 24,63% pada 2008 menjadi 27,22% pada 2013. Di lihat dari distribusi wilayah, Sumatera dan Kalimantan menyumbang 23,90% pertumbuhan, masing-masing Sumatera mendominasi 20,63% dan Kalimantan hanya 3,27%.

Melihat komposisi ini dan melimpahnya sumber daya industri di Kalimantan, potensi pengembangan industri di sana masih sangat besar.

Kemenperin menargetkan kontribusi wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa dapat terus dikembangkan. "Targetnya hingga mencapai 40% pada 2035, dari 22,22% yang ada pada 2013. Dan, khusus wilayah Sumatera dan Kalimantan bisa tumbuh ke 34,07% pada 2035," papar Menperin.

Khusus untuk Sumatera dan Kalimantan, lanjut Saleh, pihaknya akan memfasilitasi pembangunan 11 sentra IKM dan 7 kawasan industri prioritas.

Empat kawasan industri di Kalimantan adalah Ketapang dan Mandor-Landak (Kalimantan Barat), serta Batu Licin-Tanah Bumbu dan Jorong-Tanah Laut (Kalimantan Selatan). Sementara di Sumatera adalah Sei Mangkei-Simalungun dan Kuala Tanjung-Batubara (Sumatera Utara) dan kawasan industri Tenggamus (Lampung).

Pemerataan industri juga merupakan salah satu strategi pembangunan industri tahun 2015-2019 untuk memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.

Tiga strategi lainnya ialah penguatan struktur industri nasional, peningkatan nilai tambah di dalam negeri dan membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.

Saat ini, pembangunan industri nasional telah bertumbuh secara signifikan. Industri pengolahan non-migas tahun 2014 tumbuh 5,34% --di atas pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) yakni 5,06%. Sektor industri pengolahan non-migas juga menyumbang kontribusi terbesar dalam PDB nasional, dengan porsi 20,84%.

Semen Padang


Usai membuka rapat koordinasi, Menteri Saleh Husin menyambangi PT Semen Padang. Menurut Menperin, produksi semen nasional memiliki peran sangat vital dalam pembangunan infrastruktur.

"Semen Padang adalah salah satu andalan produksi semen nasional dan turut menopang pemenuhan kebutuhan dalam negeri," ujar Saleh Husin.

Pada 2014, kapasitas produksi BUMN ini sebesar 6,5 juta ton dan ditambah 900.000 ton dari pabrik di Dumai. Bila pabrik Indarung VI mulai beroperasi pada tahun 2016, total kapasitas produksi PT Semen Padang bisa mencapai 10,4 juta ton per tahun.

"Tahun lalu, penjualan Semen Padang menguasai 42,26% pasar Sumatera dan 11,26% pasar nasional. Prioritas penjualan adalah Pulau Sumatera dan Jawa," ujar Direktur Utama Semen Padang, Benny Wendry.

Terkait dengan pendapatan, pada 2014 tercatat Rp6,4 triliun dengan laba bersih Rp915 miliar. Keuntungan ini naik tajam dibandingkan 2010 yang baru Rp649 miliar.

PT Semen Padang adalah perusahaan semen pertama di Indonesia. Anak perusahaan PT Semen Indonesia Tbk tersebut mulai beroperasi pada 1910 dan saat ini memiliki luas area 231,55 hektare.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.5067 seconds (0.1#10.140)