Bulog Siap Salurkan 300 Ribu Ton Raskin Pekan Depan
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pihak menilai, lonjakan harga terjadi akibat keterlambatan distribusi beras masyarakat miskin (raskin) dari pemerintah. Untuk menyelesaikan masalah itu, Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Lely Pelitasari Subekti menyatakan, pihaknya siap menyalurkan 300 ribu ton raskin pekan depan.
"Kebetulan pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk menyalurkan raskin. Jadi kita akan lakukan penyaluran mulai minggu depan," ujarnya, dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Selama ini, Bulog belum melakukan distribusi raskin lantaran belum menerima rekomendasi pemerintah. "300 ribu ton bisa keluar, namun pedoman aturan umum raskin, harus ada surat rekomendasi pemerintah. Seharusnya di awal bulan sudah keluar, tapi memang masih terkendala karena ada daerah yang belum mengeluarkan SPA (Surat Perintah Alokasi)," imbuhnya.
Menurut Lely, cadangan beras Bulog saat ini masih cukup banyak sekitar 1,4 juta ton. Cadangan tersebut masih cukup memenuhi kebutuhan beras nasional selama 5 bulan ke depan. Selain itu, menurut pantauan terakhir Bulog kenaikan harga di pasaran sudah berangsur-angsur turun, meskipun masih di kisaran Rp10 ribu di tingkat pengecer secara nasional.
Dia menegaskan, pada prinsipnya Bulog bertindak sebagai operator. Jadi, distribusi beras baik dalam bentuk raskin maupun operasi pasar harus melalui instruksi pemerintah.
"Penyaluran raskin melalui instruksi Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Sementara, untuk melakukan operasi pasar, Bulog menerima instruksi Menteri Perdagangan," tandasnya.
"Kebetulan pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk menyalurkan raskin. Jadi kita akan lakukan penyaluran mulai minggu depan," ujarnya, dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Selama ini, Bulog belum melakukan distribusi raskin lantaran belum menerima rekomendasi pemerintah. "300 ribu ton bisa keluar, namun pedoman aturan umum raskin, harus ada surat rekomendasi pemerintah. Seharusnya di awal bulan sudah keluar, tapi memang masih terkendala karena ada daerah yang belum mengeluarkan SPA (Surat Perintah Alokasi)," imbuhnya.
Menurut Lely, cadangan beras Bulog saat ini masih cukup banyak sekitar 1,4 juta ton. Cadangan tersebut masih cukup memenuhi kebutuhan beras nasional selama 5 bulan ke depan. Selain itu, menurut pantauan terakhir Bulog kenaikan harga di pasaran sudah berangsur-angsur turun, meskipun masih di kisaran Rp10 ribu di tingkat pengecer secara nasional.
Dia menegaskan, pada prinsipnya Bulog bertindak sebagai operator. Jadi, distribusi beras baik dalam bentuk raskin maupun operasi pasar harus melalui instruksi pemerintah.
"Penyaluran raskin melalui instruksi Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Sementara, untuk melakukan operasi pasar, Bulog menerima instruksi Menteri Perdagangan," tandasnya.
(dmd)