Sofyan: Tak Perlu Heboh Rupiah Terpuruk
A
A
A
JAKARTA - Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tidak perlu dipermasalahkan terlalu heboh. Menurutnya, tak ada masalah, Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sudah menjelaskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Siang tadi, Jokowi memang mengadakan rapat terbatas (ratas) dengan beberapa menteri dan kepala lembaga pemerintahan dan salah satunya juga membahas soal pelemahan rupiah.
"Kan Pak Presiden juga mengundang OJK dan BI untuk nanya apa sih yang terjadi? Kenapa seperti ini dan apa masalahnya. Dari laporan yang ada dan hasil road show Pak Menteri Keuangan (Bambang Brodjonegoro), secara umum tidak ada masalah," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (2/3/2015).
Sofyan mengatakan, hal tersebut juga didukung karena fundamental ekonomi yang cukup bagus, realisasi foreign direct investment maupun portofolio yang cukup tinggi, kemudian juga SUN Indonesia, yield-nya menurun.
"Itu sudah menunjukkan bahwa kita tidak masalah. Nah Kenapa rupiah lemah terhadap dolar AS, ini karena ekonomi Amerika cukup bagus. Itu pengaruhnya," kata dia.
Jika dilihat dan dibandingkan dengan mata uang negara lain, lanjut Sofyan, rupiah malah menguat terhadap Euro dan mata uang lain kecuali terhadap dolar.
"Tapi kalau anda lihat, misalnya mata uang yang lain juga mengalami hal yang sama. Terdepresiasi karena bagusnya ekonomi Amerika. Dan karena hal ini juga saya rasa BI enggak perlu lakukan intervensi," pungkasnya.
Siang tadi, Jokowi memang mengadakan rapat terbatas (ratas) dengan beberapa menteri dan kepala lembaga pemerintahan dan salah satunya juga membahas soal pelemahan rupiah.
"Kan Pak Presiden juga mengundang OJK dan BI untuk nanya apa sih yang terjadi? Kenapa seperti ini dan apa masalahnya. Dari laporan yang ada dan hasil road show Pak Menteri Keuangan (Bambang Brodjonegoro), secara umum tidak ada masalah," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (2/3/2015).
Sofyan mengatakan, hal tersebut juga didukung karena fundamental ekonomi yang cukup bagus, realisasi foreign direct investment maupun portofolio yang cukup tinggi, kemudian juga SUN Indonesia, yield-nya menurun.
"Itu sudah menunjukkan bahwa kita tidak masalah. Nah Kenapa rupiah lemah terhadap dolar AS, ini karena ekonomi Amerika cukup bagus. Itu pengaruhnya," kata dia.
Jika dilihat dan dibandingkan dengan mata uang negara lain, lanjut Sofyan, rupiah malah menguat terhadap Euro dan mata uang lain kecuali terhadap dolar.
"Tapi kalau anda lihat, misalnya mata uang yang lain juga mengalami hal yang sama. Terdepresiasi karena bagusnya ekonomi Amerika. Dan karena hal ini juga saya rasa BI enggak perlu lakukan intervensi," pungkasnya.
(izz)