Bank Syariah Mandiri Optimistis Tumbuh 16% Tahun Ini

Senin, 02 Maret 2015 - 23:22 WIB
Bank Syariah Mandiri Optimistis Tumbuh 16% Tahun Ini
Bank Syariah Mandiri Optimistis Tumbuh 16% Tahun Ini
A A A
JAKARTA - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) optimistis tahun ini perseroan mampu menggenjot pertumbuhan 14-16% mengikuti pelemahan tren perekonomian. Sementara dana simpanan tumbuh 10-12% untuk mendukung likuiditas.

Direktur Keuangan dan Strategi BSM, Agus Dwi Handaya mengatakan, pihaknya telah memiliki strategi bisnis untuk tumbuh dalam tiga tahun ke depan. Salah satunya adalah dengan merencanakan mengubah fokus bisnis pada sektor ritel. Selain itu, pihaknya juga akan memperkuat kerja sama dengan induk usaha dalam pembiayaan nasabah korporasi.

"Strategi kami untuk memperkuat nasabah korporasi dan ritel. Dalam tiga tahun ke depan kami ingin memperkuat segmen ritel syariah yang modern jadi 75%. Kekuatan kami di jaringan ritel induk yang kuat," ujar Agus saat berkunjung ke Gedung Sindo, Senin (2/3/2015).

Dia menjelaskan tahun ini nilai pembiayaan bisa tumbuh (nett growth) mencapai Rp8 triliun. Dana ini akan disalurkan pada segmen korporasi yang menggandeng bisnis induk. Hal ini sangat dibutuhkan dalam analisa risk management yang lebih baik. Sementara di segmen ritel pihaknya siap menyasar nasabah yang menggunakan payroll di perseroan.

Selain itu, juga akan menggarap value chain dari sub kontraktor nasabah korporasi besar. Sedangkan segmen bisnis KPR siap mengejar segmen kelas menengah dengan kisaran Rp500 juta hingga Rp1 miliar. "KPR kami unik karena bagi hasilnya lebih tinggi namun tapi tidak terpengaruh perubahan suku bunga. Karena sudah sepakat di awal," ujarnya.

Dia mengungkapkan pada 2014, skema penyaluran fungsi intermediasi terdiri dari 44% korporasi dan 56% ritel. Namun secara bertahap akan mengalami perubahan menjadi 75% ritel dan 25% korporasi. "Bank syariah harus didukung induk usaha yang kuat dalam jaringan. Barulah bisa mengejar bank umum yang lebih kuat. Kami cukup beruntung induk usaha yang mendukung," ujarnya.

Pada tahun ini, BSM juga menargetkan naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3, sebab modal inti perseroan mencapai Rp4,72 triliun dan ekuitas Rp4,9 triliun. Sehingga dia optimis target tersebut dapat terealisasi pada tahun ini. Dalam regulasi, bank kategori BUKU 3, bila memiliki modal Rp5 triliun-Rp30 triliun. "Laba berjalan akan mendukung pendanaan dan juga dana reserved di Bank Indonesia masih ada Rp10-Rp12 triliun. Likuiditas terjaga sehingga di semester satu tahun ini sudah bisa capai BUKU 3," ujarnya.

Dari segi aset, BSM masih tumbuh baik. Dari segi permodalan, akta dia, BSM sudah akan masuk buku 3. Selain itu, dari market sharenya pun rata-rata BSM berada di atas 25%, baik dari segi aset maupun pembiayaan dan pendanaannya. “Dari sisi FDR saat ini masih 82%. Dan likuiditas juga kita akan terjaga di 85-86%,” tuturnya.

Bank Syariah Mandiri (BSM) disebutnya juga mulai melakukan berbagai pembenahan. Utamanya pembenahan internal, mengubah mindset masyarakat, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Permasalahan perbankan syariah selama ini tidak mengiringi kecepatan pencapaian laba dengan investasi infrastruktur. Terutama dalam peningkatan sumber daya manusia, risk management dan penguatan IT.

"Kami terus melakukan bersih-bersih sehingga masyarakat semakin percaya dengan kami. Selain itu tentu saja yang dibutuhkan ialah dukungan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan bank syariah di Tanah Air. Di luar negeri semua perbankan syariah tumbuh karena political will," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6991 seconds (0.1#10.140)