Menteri Rini: Bank Syariah Milik BUMN Dimerger, Bukan Holding

Jum'at, 06 Maret 2015 - 10:50 WIB
Menteri Rini: Bank Syariah Milik BUMN Dimerger, Bukan Holding
Menteri Rini: Bank Syariah Milik BUMN Dimerger, Bukan Holding
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat ini masih mengkaji kemungkinan penggabungan (merger) empat bank syariah milik perbankan plat merah dan bukan membentuk induk (holding company).

"Saya belum bisa memastikan bagaimana strukturnya ya, tapi kemungkinan besar sebetulnya yang terbaik dimerger. Dimerger jadi bukan bikin holding," ucapnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (6/3/2015).

Lebih lanjut dia mengatakan, rencana penggabungan empat bank syariah milik BUMN tersebut sejatinya merupakan usulan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Usul ini dirasa cukup baik lantaran Indonesia belum memiliki bank syariah besar.

"Memang OJK itu mengusulkan demikian (merger bank syariah) dan saya rasa juga memang sangat baik karena kita belum punya bank syariah betul-betul besar, sedangkan kita sebagai negara muslim terbesar di dunia," imbuh dia.

Dengan demikian, sambung Rini, sudah seharusnya Indonesia memiliki bank syariah besar dan bukan hanya menjadi bagian kecil dari unit usaha perbankan.

"Jadi, sekarang ini sedang kami telaah untuk empat bank syariah dari Kementerian BUMN agar bisa disatukan," jelas dia.

Sayangnya, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) ini masih enggan menyebutkan perbankan mana yang akan menjadi leading-nya.

Meskipun diketahui, dari ke empat perbankan syariah tersebut, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), yang memiliki aset paling besar adalah Bank Mandiri.

"Belum tahu (leading) karena masih ditelaah," pungkas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8512 seconds (0.1#10.140)