Ini Penyebab KRAS Catat Rugi Rp1,87 Triliun

Kamis, 12 Maret 2015 - 15:27 WIB
Ini Penyebab KRAS Catat Rugi Rp1,87 Triliun
Ini Penyebab KRAS Catat Rugi Rp1,87 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menyatakan, penurunan harga baja dunia menyebabkan perusahaan mencatat rugi bersih sebesar USD149,81 juta atau setara Rp1,87 triliun (Rp12.500/USD) sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama KRAS Irvan K Hakim mengatakn, belum pulihnya perekonomian dunia, terutama melambatnya ekonomi China dan tertekannya ekonomi di Rusia membuat pasar baja dunia masih tetap mengalami kelebihan pasokan.

"Apalagi sepanjang tahun lalu produksi baja dunia masih meningkat 1,1% dibanding tahun sebelumnya menjadi 1.637 miliar metrik ton," kata Irvan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Sementara itu, produksi baja China juga masih naik 0,9% menjadi 823 juta ton dan Korea Selatan meningkat 7,5% menjadi 71 juta ton.

Di Indonesia, sekalipun permintaan baja domestik cenderung meningkat, namun harga baja masih tetap stagnan, yang disebabkan perlambatan perekonomian nasional.

"Pangsa pasar baja canai panas perusahaan juga naik menjadi 44% dari posisi tahun lalu sebesar 41%. Sedangkan kapasitas produksi meningkat, seperti pada lini produksi hot strip mill yang naik dari 76% menjadi 78%," paparnya.

Sebagai catatan, sepanjang tahun lalu harga baja mendatar di Asia Tenggara turun tajam dari Januari 2014 sebesar USD540-570/ton (cost and freight/cfr) menjadi USD460-470/ton cfr pada akhir tahun.

"Bahkan produsen baja China berani banting harga jual bajanya demi mendapatkan pesanan dari pembeli dan cash flow perusahaan, yaitu dengan memasang harga jual baja hanya sekitar USD405/ton di luar pajak pada Desember 2014," ujarnya.

(Baca: Rugi Krakatau Steel Tahun Lalu Melonjak 971%)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5645 seconds (0.1#10.140)