Utang Luar Negeri Sektor Publik Rp1.789 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) sektor publik tercatat sebesar USD135,7 miliar (45,4% dari total ULN) atau sekitar Rp1.789 triliun (kurs Rp13.184/USD).
Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0% (yoy). "Ini terutama dipengaruhi penerbitan global bond pemerintah sebesar USD4,0 miliar," katanya di Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai USD298,6 miliar atau tumbuh 10,1% (yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi ULN berjangka panjang (84,7% dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12,0% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2014 yang sebesar 11,3% (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% (yoy). Pada akhir Januari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD131,6 miliar atau 97,0% dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar USD121,5 miliar atau 74,6% dari total ULN swasta.
Sementara, posisi ULN berjangka pendek mencapai USD45,5 miliar (15,3% dari total ULN). Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.
"Ke depan, Bank Indonesia akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," jelas dia.
Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0% (yoy). "Ini terutama dipengaruhi penerbitan global bond pemerintah sebesar USD4,0 miliar," katanya di Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai USD298,6 miliar atau tumbuh 10,1% (yoy). Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi ULN berjangka panjang (84,7% dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12,0% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2014 yang sebesar 11,3% (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% (yoy). Pada akhir Januari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD131,6 miliar atau 97,0% dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar USD121,5 miliar atau 74,6% dari total ULN swasta.
Sementara, posisi ULN berjangka pendek mencapai USD45,5 miliar (15,3% dari total ULN). Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.
"Ke depan, Bank Indonesia akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," jelas dia.
(izz)