Kembangkan Pariwisata, Arief Yahya Terinspirasi Lou Gerstner

Sabtu, 21 Maret 2015 - 14:51 WIB
Kembangkan Pariwisata, Arief Yahya Terinspirasi Lou Gerstner
Kembangkan Pariwisata, Arief Yahya Terinspirasi Lou Gerstner
A A A
JAKARTA - DALAM mengembangkan pariwisata di dalam negeri, Menteri Pariwisata Arief Yahya terinspirasi dari kisah Lou Gerstner dalam menyelamatkan perusahaan komputer terkenal IBM yang nyaris bangkrut menjadi salah satu raksasa industri IT dunia.

"Gestner mengubah haluan IBM, mereposisi dari bisnis computer company menjadi service/solution company. IBM tidak lagi menjual komputer secara stand alone ke pelanggan, tetapi memberikan solusi system computer yang terintegrasi ke pelanggan korporat," ujarnya, Sabtu (21/3/2015).

Atas dasar itu, kata dia, seorang pemimpin untuk membuat lompatan membutuhkan kejelian, keberanian, menangkap sinyal-sinyal perubahan cepat sekaligus menetapkan arah dengan menimbang risiko.

Pria kelahiran Banyuwangi, 2 April 1961 ini mencoba mentransformasi Kementerian Pariwisata, dari pertumbuhan yang biasa, menuju ke lompatan growth yang luas biasa.
Sama-sama merumuskan strategi untuk jumping, dengan target yang terbilang fantastik. Jika 2013 tercapai 8,8 juta wisatawan mancanegara berkunjung, pada 2014 menjadi 9,4 juta wisman, naik 7,2%.

"Pada 2015, kami beranikan diri melompat dengan target 12 juta, dan 2019 harus menembus angka 20 juta wisman (wisatawan mancanegara). Rata-rata per tahun naik 16%, target yang sangat optimis," tutur professional yang mantan CEO PT Telkom Indonesia itu.

Target tersebut, sudah diperhitungkan, dirancang dan mulai running. "Di level nasional kami canangkan Great Spirit: Indonesia Bekerja! Wonderful Indonesia. Grand Strategy-nya, menjaga keberlangsungan pertumbuhan, mengintegrasikan e-tourism berbasis teknologi ), dan pemerintah support industri turisme," terangnya.

Tidak terlalu mengherankan, dalam 100 hari Kemenpar sudah mendapat angka kenaikan kunjungan signifikan. Desember 2014, tembus 915 ribu wisman dari 764 ribu pada bulan sebelumnya. Kendati demikian, angka tersebut masih di bawah pencapaian negeri tetangga, Malaysia, yang mampu menembus 22,9 juta wisatawan selama tahun lalu. Thailand lebih banyak lagi, 24,8 juta kunjungan dan Singapore mencapai 13,7 juta.

"Kita dengan 9,45 juta pengunjung saja, sudah naik 7,2%, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan turisme dunia, yang berada di angka 4,7%. Dengan visi atau strategi yang clear (jelas) dan achievable (bisa diraih), lalu menyiapkan panduannya, kami yakin," ungkap Arief.

Arief menyambut gembira rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang bakal merilis paket kebijakan untuk memperkuat nilai tukar rupiah saat ini dengan pembebasan visa untuk turis asing dari 30 negara.

"Itu support konkret. Selama ini kami sudah koordinasi lintas sektoral untuk bebas visa empat negara, China, Korea Selatan, Jepang dan Rusia. Ini akan menjadi 30 negara, pintu pariwisata semakin terbuka," kata peraih Marketeer of The Year 2013 itu.

"Eropa dan AS bisa melancong bebas, Mereka biasa berlibur panjang dan merogoh dolar lebih banyak. Dengan tambahan 30 negara itu, maka Indonesia akan membebaskan visa turis 40 negara. Malaysia lebih banyak, 164 negara. Thailand 54 negara," jelas dia.

Arief yang juga The Best CEO pada Anugerah BUMN 2012 itu mengatakan, dengan demikian, potensi devisa yang bisa diunduh dari program bebas visa itu hampir USD1 miliar setiap tahunnya. Potensi wisman akan naik 15 persen.

"Jika growth 15% dari jumlah wisatawan asing bebas visa lima juta saja, berarti akan menambah 750.000 wisman. Spenditure per kunjungan per kepala, indeksnya membelanjakan USD1.200 per turis, maka akan ketemu USD900.000 uang yang dari penambahan bebas visa saja. Sudah mendekati USD1 M," papar menteri peraih Man’s Obsession dalam kategori Individual Achiever 2015 mengalahkan Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Menhub Ignasius Jonan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5827 seconds (0.1#10.140)