Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Bisnis Properti

Selasa, 24 Maret 2015 - 14:17 WIB
Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Bisnis Properti
Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Bisnis Properti
A A A
SEMARANG - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tidak berdampak banyak terhadap bisnis properti atau harga jual rumah di Jawa Tengah (Jateng). Harga rumah terutama untuk kelas menengah ke atas saat ini masih cukup stabil.

Seperti diketahui, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD berdampak pada hampir semua sektor ekonomi. Harga sejumlah komoditi terutama barang impor mengalami kenaikan cukup signifikan.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng MR Prijanto mengatakan, saat ini ada fenomena yang menurutnya cukup menarik, yakni harga bahan bangunan terutama semen dan besi tidak mengalami kenaikan, bahkan cenderung turun di tengah melemahnya nilai tukar rupiah.

Padahal, kata dia, dua elemen utama dalam pembangunan rumah tersebut biasanya mengalami kenaikan ketika nilai tukar rupiah melemah. "Fenomena saat ini cukup aneh ketika dolar naik, tapi lucunya besi dan semen tidak naik, sehingga dengan kenaikan dolar ini tidak begitu berpengaruh," katanya, Selasa (24/3/2015).

Prijanto mengaku, harga rumah non subsidi sudah mengalami kenaikan harga sejak awal tahun lalu, hal itu bukan karena dampak dari kenaikan dolar, melainkan makin tingginya harga tanah.

"Sebagai contoh, saat ini rumah tipe kecil yakni tipe 36 dengan luas tanah di bawah 90 meter persegi, di Kota Semarang harganya sudah di atas Rp250 juta sampai Rp300 juta per unit, hal itu karena harga tanahnya yang sudah tinggi," ujar dia.

Pihaknya menjelaskan, meskipun melemahnya nilai tukar rupiah tidak berdampak terhadap harga jual rumah, namun untuk daya beli khususnya untuk rumah menengah sedikit terkoreksi.

Menurutnya, masyarakat kalangan menengah ke bawah, masih wait and see untuk melakukan pembelian rumah. "Kalau untuk rumah mewah tidak ada pengaruhnya karena memang segmennya berbeda," terang Prajanto.

Sementara, berdasarkan survai yang dilakukan Bank Indonesia Wilyah Jateng, pada triwulan I ini harga properti di Jateng mengalami kenaikan harga. Kenaikan tersebut disebabkan dua faktor utama yakni naiknya harga tanah dan bahan bangunan.

"Pada triwulan I/2015 IPHR untuk rumah tipe kecil diperkirakan akan naik menjadi 186,81%, IPHR rumah tipe menengah 179,94%, IPHR rumah tipe besar 153,77%. Secara keseluruhan 173,08%, naik 0,67% (qtq) atau naik 2,99% (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Iskandar Simorangkir.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3216 seconds (0.1#10.140)