Pendapatan Bakrie Plantations Naik 27%

Selasa, 31 Maret 2015 - 22:32 WIB
Pendapatan Bakrie Plantations Naik 27%
Pendapatan Bakrie Plantations Naik 27%
A A A
JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) hingga akhir tahun lalu mencatat pendapatan sebesar Rp2,637 triliun, naik 27% jika dibanding 2013 yang mencapai Rp2,076 triliun.

Direktur UNSP Andi W Setianto mengatakan, pendapatan perseroan konsisten membaik disepanjang 2014 dibanding tahun sebelumnya. Di tengah harga jual minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan karet yang terus melorot tajam sepanjang 2014.

"Ini membuktikan bahwa fundamental bisnis kami sebenarnya tetap kuat untuk terus memacu kinerja," kata Andi dalam rilisnya, Selasa (31/3/2015).

Selain penjualan yang melonjak hingga 27% tersebut, laba operasi dan laba kotor UNSP juga naik cukup signifikan. Menurutnya, jajaran manajemen UNSP telah memantapkan strategi dan kiat jitu untuk terus memacu kinerja.

"Hasilnya sudah mulai terlihat sejak awal 2014. Perlahan tapi pasti, kami berhasil melakukan perbaikan dan memulihkan kekuatan fundamental bisnis kami. Hasilnya semakin kelihatan nyata pada laporan keuangan 31 Desember 2014." ujarnya.

Laporan Keuangan 31 Desember 2014 ini menunjukkan bahwa kinerja perseroan memang kian membaik dan positif. Laba kotor meningkat 24% dari Rp591 miliar di sepanjang 2013 menjadi Rp731 miliar di 2014. Perolehan laba operasi juga meningkat hingga 46% dari Rp213 miliar menjadi Rp312 miliar.

Menurut dia, catatan positif ini antara lain merupakan hasil dari strategi jitu perseroan melakukan peningkatan produksi sawit dan karet di tengah kondisi harga pasar komoditas sawit dan karet yang masih berada di level yang rendah.

Harga komoditas sawit (CPO) terus melemah sepanjang 2014 sampai ke level terendah USD620 per ton FOB Malaysia dibanding harga 2013 yang level terendahnya saat itu tercatat USD720 per ton. Data pasar menunjukkan harga CPO
pernah mencapai level tertinggi USD1.200 per ton di awal 2011.

Kondisi serupa juga terjadi di komoditas karet. Harga komoditas karet terus melemah sepanjang 2014 sampai ke level terendah USD1,6 per kg dibanding harga sepanjang
2013 yang masih bertahan di level terendahnya USD2,5 per kg.

Data pasar menunjukkan harga karet pernah mencapai level tertinggi USD6,2 per kg pada Februari 2011. Dalam jangka pendek ini pihaknya berhasil fokus pada optimalisasi produktivitas pabrik melalui peningkatan pembelian sawit dan karet dari petani, sekaligus membantu peningkatan ekonomi mereka.

"Kami akan melanjutkan upaya peningkatan produktivitas aset dan sustainability struktur permodalan yang tercermin di rasio utang yang sehat, mengacu ke best practice," kata Andi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4424 seconds (0.1#10.140)