Menperin Dorong Industri Makanan-Minuman Perkuat Jejaring

Rabu, 08 April 2015 - 18:24 WIB
Menperin Dorong Industri Makanan-Minuman Perkuat Jejaring
Menperin Dorong Industri Makanan-Minuman Perkuat Jejaring
A A A
SUKABUMI - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mendorong industri makanan-minuman memperkuat mata rantai (jejaring) produksi. Hal ini untuk menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN (MEA) pada akhir 2015.

Menurut Menperin, pengembangan industri ke depan harus fokus pada penguatan seluruh mata rantai produksi melalui pembentukan jejaring industri secara nasional.

"Tujuannya, agar tercipta pembangunan industri berkelanjutan dengan struktur dan kapabilitas industri yang tangguh, serta bernilai tambah tinggi," ujar Menperin, saat meresmikan pabrik minuman milik PT Asahi Indofood Beverage Makmur, Rabu (8/4/2015).

Menurutnya, sektor industri agro dengan subsektor industri pangan olahan merupakan salah satu prioritas dalam tahap persiapan melalui pembentukan working group. Working group ini menjadi media harmonisasi bagi setiap negara anggota ASEAN di bawah koordinasi ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality for Prepared Foodstuff Product Working Group (ACCSQ-PFPWG).

Penguatan industri makanan minuman dinilai penting lantaran memberi kontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Pada 2014, kontribusi industri makanan dan minuman (termasuk tembakau) secara kumulatif terhadap PDB non migas sebesar 36,94%.

Pertumbuhan cabang industri ini terhadap industri non-migas mencapai 8,80%. Selain itu, industri makanan dan minuman dapat menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 1,6 juta orang pada tahun 2014.

Investasi sektor industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 33,3% dari total investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri. Sementara untuk Penanaman Modal Asing (PMA), investasi sektor industri makanan memberikan kontribusi sebesar 25,09%.

Nilai investasi PMA sektor industri ini mencapai USD2,54 miliar atau meningkat 71,34% dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Khusus Jepang, realisasi penanaman modal dari negara ini mencapai USD412,1 miliar sepanjang periode 2010-2014. Jepang juga selalu masuk dalam daftar lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia.

Menperin menuturkan, pengembangan industri makanan minuman merupakan salah satu andalan mencukupi kebutuhan dalam negeri. "Target Indonesia baru sesuai Nawa Cita Kabinet Kerja, antara lain kedaulatan pangan akan diupayakan seluas-luasnya dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri melalui pengembangan industri berbasis agro, baik sebagai bahan pangan pokok mapun untuk memenuhi bahan baku industri makanan dan minuman," papar Menperin.

Target Omzet Asahi


Asahi Indofood merupakan perusahaan hasil patungan antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan perusahaan Jepang Asahi Group Holdings Ltd sejak 2012.

Asahi menggenggam porsi saham mayoritas sebesar 51% dan sisanya di tangan Indofood. "Kami menaruh harapan untuk mengembangkan bisnis yang luar biasa di Indonesia dan sekaligus menjembatani hubungan Indonesia-Jepang," ungkap CEO Asahi Group Naoki Izumiya.

Sebelum joint venture, divisi minuman Indofood CBP telah mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp218,9 miliar dan menargetkan untuk mencapai Rp 5 triliun di tahun 2017.

Pabrik penghasil minuman non-alkohol di kawasan Cicurug ini menyerap investasi sebesar Rp750 miliar dan berkapasitas produksi 974.000 karton/bulan. Diharapkan, ekspansi fasilitas produksi ini turut mendorong proses diversifikasi produk minuman nasional pada umumnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3545 seconds (0.1#10.140)