Pembangkit Listrik Torium Jadi Energi Alternatif

Rabu, 15 April 2015 - 09:46 WIB
Pembangkit Listrik Torium Jadi Energi Alternatif
Pembangkit Listrik Torium Jadi Energi Alternatif
A A A
JAKARTA - Pengembangan industri di Indonesia terus dipacu demi meningkatkan kesejahteraan dan penguatan daya saing produk nasional. Untuk itu, proses produksi industri membutuhkan pasokan energi yang dapat diandalkan.

”Guna pemenuhan kebutuhan tersebut, pemerintah terus memacu produksi energi dari sumber yang lebih beragam selain dari minyak bumi dan batu bara yang harganya fluktuatif,” ujar Wakil Presiden M Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kunci pada seminar ”Indonesia & Diversifikasi Energi” di Jakarta kemarin.

Menurutnya, energi diperlukan untuk menggerakkan industri dan dibutuhkan untuk mengolah bahan baku sehingga menghasilkan nilai tambah. Pengembangan diversifikasi energi, tambahnya, mesti memenuhi tiga syarat yaitu bersih, murah dan mudah tersedia. Dia juga yakin penyediaan energi alternatif dapat terwujud karena manusia makin menyadari kesesuaian dengan lingkungan hidup merupakan bagian dari pemenuhan kesejahteraan manusia.

Sayangnya, sejauh ini penyediaan energi alternatif seperti tenaga matahari dan angin masihterbenturbiayaproduksiyang tinggi. Untuk itu diperlukan pengembangan penghasil energi lainnya semisal torium, seperti yang diungkapkan Menteri Perindustrian( Menperin) SalehHusin pada kesempatan yang sama. ”Kita bisa gunakan pembangkit listrik tenaga torium. Keunggulannya bahan baku mudah dan melimpah di Bangka Belitung (Babel) serta jauh lebih murah,” ujar Menperin.

Di Indonesia, imbuhnya, sumber daya torium di Babel diperkirakan sebesar 170.000 ton. Dengan perhitungan 1 ton torium mampu memproduksi1.000 MW per tahun, jumlah bahan baku tersebut cukup untuk mengoperasikan 170 unit pembangkit listrik selama 1.000 tahun.

Dari sisi total biaya produksi termasuk operasional, pembangkit listrik torium juga lebih murah karena hanya USD3 sen per kWh. Bandingkan dengan batu bara (USD5,6 sen), gas (USD4,8 sen), tenaga angin (USD18,4 sen), dan panas matahari (USD23,5 sen).

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9168 seconds (0.1#10.140)