BI Catat Utang Luar Negeri RI Tembus Rp3.836 T
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Februari 2015 mencapai USD298,9 miliar atau sekitar Rp3.836 triliun (kurs Rp12.834/USD). Angka ini tumbuh 9,4% secara year on year (yoy).
Meskipun mengalami pertumbuhan, posisi itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2015 sebesar 10,5% (yoy).
"Perkembangan utang luar negeri pada Februari 2015 dipengaruhi melambatnya pertumbuhan utang luar negeri sektor publik maupun sektor swasta," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Sabtu (18/4/2015).
Dia melanjutkan, posisi utang luar negeri pada akhir Februari terdiri dari utang luar negeri sektor publik sebesar USD134,8 miliar (45,1% dari total utang luar negeri) dan utang luar negeri sektor swasta sebesar USD164,1 miliar (54,9% dari total utang luar negeri).
Sementara itu, utang luar negeri sektor publik tumbuh 4,4% (yoy) atau lebih lambat dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy). Perlambatan tersebut menurutnya didorong oleh menurunnya posisi pinjaman luar negeri pemerintah.
"Pertumbuhan utang luar negeri sektor swasta juga melambat dari 14,4% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 13,8% (yoy), terutama karena perlambatan pertumbuhan pinjaman luar negeri," tukasnya.
Meskipun mengalami pertumbuhan, posisi itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2015 sebesar 10,5% (yoy).
"Perkembangan utang luar negeri pada Februari 2015 dipengaruhi melambatnya pertumbuhan utang luar negeri sektor publik maupun sektor swasta," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Sabtu (18/4/2015).
Dia melanjutkan, posisi utang luar negeri pada akhir Februari terdiri dari utang luar negeri sektor publik sebesar USD134,8 miliar (45,1% dari total utang luar negeri) dan utang luar negeri sektor swasta sebesar USD164,1 miliar (54,9% dari total utang luar negeri).
Sementara itu, utang luar negeri sektor publik tumbuh 4,4% (yoy) atau lebih lambat dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy). Perlambatan tersebut menurutnya didorong oleh menurunnya posisi pinjaman luar negeri pemerintah.
"Pertumbuhan utang luar negeri sektor swasta juga melambat dari 14,4% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 13,8% (yoy), terutama karena perlambatan pertumbuhan pinjaman luar negeri," tukasnya.
(izz)