Peluang Kerja Sama WEF Perlu Ditindaklanjuti
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dan pelaku usaha Indonesia perlu segera menindaklanjuti peluang kerja sama dan investasi yang muncul selama pelaksanaan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) Ke-24 di Jakarta.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter mengatakan, selama dua hari penyelenggaraan WEF ada sinyal-sinyal ketertarikan investor dan pelaku usaha asing terhadap Indonesia.
Peluang itu perlu segera ditindaklanjuti agar berlanjut hingga ke tahap kesepakatan. ”Contohnya, DuPont ingin membangun tempat risetnya di Indonesia untuk bibit. Sinyal-sinyal positif seperti ini harus dimanfaatkan,” ujarnya di selasela penyelenggaraan WEF-EA di Jakarta kemarin.
Menurut Chris, kendati WEF merupakan forum global, dalam berbagai diskusi panel terlihat fokus yang besar terhadap Indonesia. Animo positif tersebut harus dimanfaatkan baik dalam bentuk kebijakan, atau tindak lanjut lainnya agar kesempatan tidak hilang.
Senada dengannya, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mendorong penyusunan agenda regional dan global yang lebih konkret dan berharap kerja sama pemerintah dan WEF tidak berhenti pada pertemuan ini. Menurut Rachmat, WEF memang bukan pertemuan investasi atau dagang, melainkan pertemuan diskusi untuk membangun jejaring tentang ekonomi dunia.
Kendati demikian, dia optimistis ajang ini telah membuahkan pandangan lebih positif tentang Indonesia. ”Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi 16 besar di dunia, Indonesia berpotensi besar menarik masuk kalangan swasta berinvestasi, khususnya dalam berbagai proyek pemerintah,” ujarnya.
Mendag mengungkapkan, ada sejumlah pertemuan yang dilakukan selama dua hari penyelenggaraan WEF. Antara lain, dengan menteri perdagangan Afrika Selatan dan menteri pertanianVietnam. Pembahasanantara lain seputar upaya meningkatkan perdagangan dan investasi antar kedua negara.
Rachmat juga tak menyiasiakan hadirnya petinggi perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol Heineken di Indonesia. Rachmat berhasil meyakinkan Global Director Heineken International Roland Verstappen bahwa Indonesia sedang mengatur peredaran minuman beralkohol guna melindungi generasi muda dari potensi bahaya jenis minuman tersebut.
Menurut Rachmat, Roland mendukung Permendag 06/2015 tentang Pengaturan Minuman Beralkohol. Sementara, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) yang juga Co-Chair WEF-EA Budi Gunadi Sadikin mengatakan, WEF menarik karena dengan pertemuan informal maka komunikasi dan level kepercayaan bisa dibentuk lebih cepat dan mudah.
Dia meyakini, pascaforum ini pandangan investor menjadi lebih positif, terutama untuk berinvestasi di Indonesia. Terkait sektor perbankan dan pembiayaan, dalam ajang WEF pihaknya juga bertemu dengan sejumlah pelaku usaha yang menyatakan keinginan bekerja sama.
”Misalnya, waktu saya bertemu regional CEO Philips, dia menyatakan ingin ekspansi di bisnis alat kesehatan di Indonesia dan membutuhkan pembiayaan untuk para dealer mereka. Itu peluang yang bisa kita kerja samakan. Jadi, ada banyak peluang bisa diambil karena di WEF ini kita bertemu langsung dengan para CEO,” tuturnya.
Empat Poin WEF-EA
Setelah dua hari penyelenggaraan, WEF-EA kemarin ditutup dengan menghasilkan empat poin konkret. Pertama, inisiatif program pertumbuhan Asia (grow Asia ) yang merupakan kerja sama WEF dengan Sekretariat ASEAN. Inti dari program ini adalah terkait upaya memberdayakan petani untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
”Salah satu wujud pemberdayaan petani adalah dengan memberikan pengembangan kapasitas misalnya terkait pembibitan dan praktik pertanian yang baik,” ujar Chairman dan CEO Sinar Mas Franky Oesman Widjaja.
Sementara, poin kedua dari pertemuan WEF adalah infrastruktur strategis (strategic infrastructure ), di mana fokusnya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur dengan cara kerja sama antara pemerintah dan swasta.
Ketiga, inklusi finansial (financial inclusion), dengan sasaran mendorong akses pendanaan yang seluas-luasnya bagi semua lapisan masyarakat sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Adapun, poin terakhir adalah populasi sehat untuk pembangunan berkelanjutan.
Inda susanti
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter mengatakan, selama dua hari penyelenggaraan WEF ada sinyal-sinyal ketertarikan investor dan pelaku usaha asing terhadap Indonesia.
Peluang itu perlu segera ditindaklanjuti agar berlanjut hingga ke tahap kesepakatan. ”Contohnya, DuPont ingin membangun tempat risetnya di Indonesia untuk bibit. Sinyal-sinyal positif seperti ini harus dimanfaatkan,” ujarnya di selasela penyelenggaraan WEF-EA di Jakarta kemarin.
Menurut Chris, kendati WEF merupakan forum global, dalam berbagai diskusi panel terlihat fokus yang besar terhadap Indonesia. Animo positif tersebut harus dimanfaatkan baik dalam bentuk kebijakan, atau tindak lanjut lainnya agar kesempatan tidak hilang.
Senada dengannya, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mendorong penyusunan agenda regional dan global yang lebih konkret dan berharap kerja sama pemerintah dan WEF tidak berhenti pada pertemuan ini. Menurut Rachmat, WEF memang bukan pertemuan investasi atau dagang, melainkan pertemuan diskusi untuk membangun jejaring tentang ekonomi dunia.
Kendati demikian, dia optimistis ajang ini telah membuahkan pandangan lebih positif tentang Indonesia. ”Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi 16 besar di dunia, Indonesia berpotensi besar menarik masuk kalangan swasta berinvestasi, khususnya dalam berbagai proyek pemerintah,” ujarnya.
Mendag mengungkapkan, ada sejumlah pertemuan yang dilakukan selama dua hari penyelenggaraan WEF. Antara lain, dengan menteri perdagangan Afrika Selatan dan menteri pertanianVietnam. Pembahasanantara lain seputar upaya meningkatkan perdagangan dan investasi antar kedua negara.
Rachmat juga tak menyiasiakan hadirnya petinggi perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol Heineken di Indonesia. Rachmat berhasil meyakinkan Global Director Heineken International Roland Verstappen bahwa Indonesia sedang mengatur peredaran minuman beralkohol guna melindungi generasi muda dari potensi bahaya jenis minuman tersebut.
Menurut Rachmat, Roland mendukung Permendag 06/2015 tentang Pengaturan Minuman Beralkohol. Sementara, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) yang juga Co-Chair WEF-EA Budi Gunadi Sadikin mengatakan, WEF menarik karena dengan pertemuan informal maka komunikasi dan level kepercayaan bisa dibentuk lebih cepat dan mudah.
Dia meyakini, pascaforum ini pandangan investor menjadi lebih positif, terutama untuk berinvestasi di Indonesia. Terkait sektor perbankan dan pembiayaan, dalam ajang WEF pihaknya juga bertemu dengan sejumlah pelaku usaha yang menyatakan keinginan bekerja sama.
”Misalnya, waktu saya bertemu regional CEO Philips, dia menyatakan ingin ekspansi di bisnis alat kesehatan di Indonesia dan membutuhkan pembiayaan untuk para dealer mereka. Itu peluang yang bisa kita kerja samakan. Jadi, ada banyak peluang bisa diambil karena di WEF ini kita bertemu langsung dengan para CEO,” tuturnya.
Empat Poin WEF-EA
Setelah dua hari penyelenggaraan, WEF-EA kemarin ditutup dengan menghasilkan empat poin konkret. Pertama, inisiatif program pertumbuhan Asia (grow Asia ) yang merupakan kerja sama WEF dengan Sekretariat ASEAN. Inti dari program ini adalah terkait upaya memberdayakan petani untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
”Salah satu wujud pemberdayaan petani adalah dengan memberikan pengembangan kapasitas misalnya terkait pembibitan dan praktik pertanian yang baik,” ujar Chairman dan CEO Sinar Mas Franky Oesman Widjaja.
Sementara, poin kedua dari pertemuan WEF adalah infrastruktur strategis (strategic infrastructure ), di mana fokusnya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur dengan cara kerja sama antara pemerintah dan swasta.
Ketiga, inklusi finansial (financial inclusion), dengan sasaran mendorong akses pendanaan yang seluas-luasnya bagi semua lapisan masyarakat sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Adapun, poin terakhir adalah populasi sehat untuk pembangunan berkelanjutan.
Inda susanti
(ftr)