Permata Bank Bagikan Dividen 10,5% dari Laba Bersih
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank membagikan dividen sebesar Rp14 per saham atau 10,5% dari total laba bersih sebesar Rp166,37 miliar
“Sisa laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan dan mendukung pertumbuhan bisnis perseroan,” ujar Direktur Utama Bank Permata, Roy Arman Arfandy di sela-sela rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Dia melanjutkan, permata bank menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10% dibandingkan tahun lalu. “ Tahun ini, kita lebih banyak fokus di sektor usaha kecil menengah (UKM). Dimana kita memberikan target lebih besar sekitar 15% untuk kredit ke sektor UKM atau SMI. Untuk korporasi lainnya sekitar 10%,” paparnya.
Dia menambahkan, untuk sektor UKM perseroan memiliki target besar dibandingkan pertumbuhan kredit. Menurutnya, taget tersebut merupakan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong sektor UKM
“Ini merupakan ketentuan OJK yang memberikan syarat bahwa, tahun ini rasio UKM harus minimal 5%, dan tahun 2016 naik mejadi 10%. Otomatis kita akan berusaha juga untuk memenuhi ketentuan rasio tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, perseroan menyadari bahwa pentingnya untuk membantu pertumbuhan UKM, permata bank memberikan prioritas kreditnya ke sektor UKM. Sebagai catatan, untuk saat ini, rasio pertumbuhan kredit UKM permata bank sebesar 7%.
“Jadi untuk tahun ini pertumbuhannya sudah di atas ketentuan dari OJK. Tapi, kan kita juga harus ngejar target tahun depan 10%. Dan, kita harus berikan target yang lebih banyak untuk ke sektor UKM,” imbuhnya.
Di sisi lain, untuk memuluskan targetnya, perseroan mengambil langkah strategis, seperti perseroan akan menyasar ritel banking, dan masuk ke beberapa sektor tertentu. ”Kita juga menunjang dari sektor maritim, dan akan segera launching pada minggu depan,” jelasnya.
Sementara, Komitmen awal perseroan untuk sektor maritim, yakni sebesar Rp100 miliar. Namun, perseroan masih mengaji ulang tentang target tersebut, pasalnya jika memungkinkan peseoan berencana untuk menaikan target awalnya tersebut.
“Ini merupakan awal, kita kaji secara seksama dulu kira-kira sektor maritim yang berpotensi untuk perbankan. Jadi tidak ada target khusus, kita akan lihat dari hulu dan hilirnya,” tandasnya.
Dia mengakui, untuk sementara ini perseroan tidak memiliki skema khusus. “Tapi, kita berdasarkan produk kredit yang sudah ada seperti kredit modal kerja, kredit invetasi buat pelaku maritim,” tandasnya.
“Sisa laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan dan mendukung pertumbuhan bisnis perseroan,” ujar Direktur Utama Bank Permata, Roy Arman Arfandy di sela-sela rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Dia melanjutkan, permata bank menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10% dibandingkan tahun lalu. “ Tahun ini, kita lebih banyak fokus di sektor usaha kecil menengah (UKM). Dimana kita memberikan target lebih besar sekitar 15% untuk kredit ke sektor UKM atau SMI. Untuk korporasi lainnya sekitar 10%,” paparnya.
Dia menambahkan, untuk sektor UKM perseroan memiliki target besar dibandingkan pertumbuhan kredit. Menurutnya, taget tersebut merupakan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong sektor UKM
“Ini merupakan ketentuan OJK yang memberikan syarat bahwa, tahun ini rasio UKM harus minimal 5%, dan tahun 2016 naik mejadi 10%. Otomatis kita akan berusaha juga untuk memenuhi ketentuan rasio tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, perseroan menyadari bahwa pentingnya untuk membantu pertumbuhan UKM, permata bank memberikan prioritas kreditnya ke sektor UKM. Sebagai catatan, untuk saat ini, rasio pertumbuhan kredit UKM permata bank sebesar 7%.
“Jadi untuk tahun ini pertumbuhannya sudah di atas ketentuan dari OJK. Tapi, kan kita juga harus ngejar target tahun depan 10%. Dan, kita harus berikan target yang lebih banyak untuk ke sektor UKM,” imbuhnya.
Di sisi lain, untuk memuluskan targetnya, perseroan mengambil langkah strategis, seperti perseroan akan menyasar ritel banking, dan masuk ke beberapa sektor tertentu. ”Kita juga menunjang dari sektor maritim, dan akan segera launching pada minggu depan,” jelasnya.
Sementara, Komitmen awal perseroan untuk sektor maritim, yakni sebesar Rp100 miliar. Namun, perseroan masih mengaji ulang tentang target tersebut, pasalnya jika memungkinkan peseoan berencana untuk menaikan target awalnya tersebut.
“Ini merupakan awal, kita kaji secara seksama dulu kira-kira sektor maritim yang berpotensi untuk perbankan. Jadi tidak ada target khusus, kita akan lihat dari hulu dan hilirnya,” tandasnya.
Dia mengakui, untuk sementara ini perseroan tidak memiliki skema khusus. “Tapi, kita berdasarkan produk kredit yang sudah ada seperti kredit modal kerja, kredit invetasi buat pelaku maritim,” tandasnya.
(dmd)