Saleh Husin: Produk Kulit Nasional Perlu Branding

Kamis, 07 Mei 2015 - 20:41 WIB
Saleh Husin: Produk Kulit Nasional Perlu Branding
Saleh Husin: Produk Kulit Nasional Perlu Branding
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan produk kulit nasional perlu meningkatkan kekuatan merek atau branding. Tujuannya untuk memperluas akses pasar domestik dan ekspor.

Menperin mengakui, mutu produk kulit dalam negeri saat ini cukup baik dan sudah diekspor ke mancanegara. Namun di sisi lain, masih sangat sedikit produk yang memiliki branding dan dikenal di luar negeri.

"Justru hasil produksi dalam negeri pada umumnya digunakan pengusaha luar negeri yang memiliki branding," ujarnya saat membuka Pameran Indo Leather & Footwear 2015 di Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Kemenperin menaruh perhatian besar agar mutu dan kualitas produk kulit serta produk barang jadi kulit dapat ditingkatkan dan memiliki konsistensi. Selanjutnya pemerintah akan membantu agar produk dalam negeri memiliki branding.

"Tujuan dari program branding ini adalah agar produk dalam negeri dapat berdaya saing di pasar global," terangnya.

Menurut Menperin, jika hal ini dilakukan perdagangan bebas dunia atau Free Trade Agreement (FTA) bukanlah suatu hambatan dalam pemasaran produk dalam negeri.

Selain dapat meningkatkan perdagangan di bidang industri kulit serta alas kaki, pameran ini diharapkan mampu meningkatkan pasar ekspor melalui kerja sama dengan negara-negara produsen dan perdagangan utama sepatu dan kulit, serta asosiasi persepatuan dunia, seperti Asia Pacific Shoes Industry, Taiwan Technology Machinery and Hardware dan Italia Trade Commission.

Sejauh ini peran industri non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional pada 2014 sebesar 17,87%. Adapaun 0,27% di antaranya berasal dari kontribusi pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki.

Industri alas kaki nasional saat ini berjumlah 394 perusahaan dengan investasi mencapai Rp11,3 triliun pada 2014 dan menyerap tenaga kerja sekitar 643 ribu orang.

Ekspor industri alas kaki terus mengalami peningkatan, di mana pada 2014 nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD4,11 miliar, naik sebesar 6,44% dari tahun sebelumnya sebesar USD3,86 miliar.

Tujuan ekspor utama produk Alas Kaki Indonesia adalah Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang. Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang terus meningkat nilai perdagangannya dengan rata-rata nilai surplus dalam 5 tahun terakhir mencapai USD2,84 miliar.

Pada akhir 2014 surplus perdagangan produk alas kaki mencapai USD3,7 miliar. Namun, pemenuhan pangsa pasar dunia industri alas kaki Indonesia baru mencapai 3%, hal ini perlu ditingkatkan, agar industri alas kaki sebagai penghasil devisa negara dapat ditingkatkan lagi.

Saat ini, industri penyamakan kulit berjumlah 67 perusahaan dengan kapasitas terpasang industri penyamak kulit sebesar 250 juta square feet dengan tingkat utilisasi sebesar 48% dan tenaga kerja yang diserap sebanyak 7.230 orang.

Kedua industri tersebut merupakan potensi besar bukan saja secara nasional tetapi secara internasional. Hal ini diharapkan dapat memainkan peran penting dalam peningkatan kinerja perdagangan nasional yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

Pameran ini diikuti 150 perusahaan dari berbagai negara, seperti China, India, Italia, Jerman, dan Jepang. Kemudian dari Malaysia, Taiwan, Turki, Spanyol, Singapura dan lainnya.

Para peserta memamerkan beragam teknologi mesin laser terkini yang digunakan di industri kulit, bahan kulit hingga produk jadi, seperti tas, jaket, hingga sepatu.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5099 seconds (0.1#10.140)