Diesel Rusia Dilarang Eropa, Moskow Raup Rp 29,9 Triliun di Akhir 2022

Senin, 06 Februari 2023 - 14:14 WIB
Eropa memberlakukan larangan terbaru sejak Minggu kemarin yang ditujukan kepada bahan bakar diesel Rusia dan produk minyak sulingan lainnya. Foto/Dok
FRANKFURT - Eropa memberlakukan larangan terbaru sejak Minggu kemarin yang ditujukan kepada bahan bakar diesel Rusia dan produk minyak sulingan lainnya. Embargo terbaru Eropa sebagai upaya mengurangi ketergantungan kepada energi Moskow dan berusaha menekan pendapatan bahan bakar fosil Kremlin sebagai respon atas perang Ukraina.

Larangan itu datang bersama dengan batas harga yang disepakati oleh negara-negara kaya yang tergabung dalam G7. Pembatasan harga minyak Rusia memungkinkan diesel Rusia untuk terus mengalir ke negara-negara seperti China dan India.

Serta menghindari kenaikan harga tiba-tiba yang akan merugikan konsumen di seluruh dunia, sambil mengurangi keuntungan Moskow dari jualan minyak mentah.





Diesel merupakan kunci bagi perekonomian karena digunakan untuk menggerakkan mobil, truk yang membawa barang, peralatan pertanian, dan mesin pabrik. Harga solar telah meningkat seiring dengan pulihnya permintaan setelah Pandemi Covid-19 dan pembatasan kapasitas penyulingan, untuk berkontribusi pada lonjakan inflasi.

Sanksi baru itu menciptakan ketidakpastian tentang harga, karena Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara itu menemukan pasokan diesel baru dari AS (Amerika Serikat), Timur Tengah dan India untuk menggantikan pasokan dari Rusia, yang pada satu titik mengirimkan 10% dari total kebutuhan diesel Eropa.

Hal itu harus melalui perjalanan yang lebih panjang daripada dari pelabuhan Rusia. Harga juga dapat ikut terdongkrak usai kembalinya permintaan dari China karena ekonomi rebound setelah berakhirnya pembatasan Covid-19 yang ketat di bawah kebijakan nol Covid-19.

Batas harga USD 100 per barel untuk diesel, bahan bakar jet dan bensin harus ditegakkan dengan melarang layanan asuransi dan pengiriman menangani solar dengan harga yang melebihi batas. Dimana sebagian besar perusahaan berlokasi di negara-negara Barat.

Hal ini mengikuti batas USD 60 per barel pada minyak mentah Rusia yang mulai berlaku pada bulan Desember 2022 lalu dan seharusnya bekerja dengan cara yang sama.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More