Dampak Hilirisiasi, Penerimaan Bea Keluar Anjlok 68,1%
Rabu, 22 Februari 2023 - 14:29 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp24,11 triliun di Januari 2023. Angka tersebut mencapai 8% dari target APBN 2023, namun menurun 3,4% year on year (yoy).
"Penerimaan bea cukai sedikit melambat namun ontrack, yaitu akibat penerimaan bea keluar yang menurun," ujar Sri dalam Konferensi Pers: APBN KITA Februari 2023 secara virtual di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Menurut dia penerimaan bea masuk dan cukai masih menunjukkan kinerja positif. Bea masuk tumbuh 22,6% didorong extra effort, kurs dolar yang meningkat dibandingkan tahun lalu dan kinerja impor yang masih tumbuh. Cukai tumbuh 4,9% dipengaruhi kebijakan tarif, efek limpahan pelunasan HT produksi November 2022, dan efektivitas pengawasan.
"Kinerja penerimaan bea masuk tumbuh signifikan walaupun nilai impor nasional hanya meningkat sebesar 1,3% yoy. Peningkatan penerimaan bulan ini disebabkan pelemahan kurs Rupiah dibandingkan bulan Januari tahun lalu dan penerimaan dari Surat Penetapan Pabean senilai Rp237,43 miliar," jelas Sri.
Dilihat dari besaran nilainya, penerimaan bea masuk terbesar berasal dari kendaraan roda empat, gas alam, suku cadang, mesin tambang dan konstruksi, serta beras. Sementara itu, bea keluar turun 68,1% karena dipengaruhi harga CPO yang sudah termoderasi dan turunnya volume ekspor komoditas mineral akibat hilirisasi. Selain itu, bea keluar produk sawit turun hingga -69,31% yoy, karena harga CPO yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Beberkan Tren Penurunan Harga Komoditas, Sri Mulyani Awasi Efeknya ke Ekonomi RI
"Bea keluar tembaga turun menjadi -68,76% yoy karena turunnya tarif bea keluar tembaga dan turunnya volume ekspor tembaga hingga -41,06% yoy. Bea keluar bauksit pun turun hingga -46,22% yoy karena turunnya volume ekspor bauksit sebesar 46,39% yoy," tambah Sri.
"Penerimaan bea cukai sedikit melambat namun ontrack, yaitu akibat penerimaan bea keluar yang menurun," ujar Sri dalam Konferensi Pers: APBN KITA Februari 2023 secara virtual di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Menurut dia penerimaan bea masuk dan cukai masih menunjukkan kinerja positif. Bea masuk tumbuh 22,6% didorong extra effort, kurs dolar yang meningkat dibandingkan tahun lalu dan kinerja impor yang masih tumbuh. Cukai tumbuh 4,9% dipengaruhi kebijakan tarif, efek limpahan pelunasan HT produksi November 2022, dan efektivitas pengawasan.
"Kinerja penerimaan bea masuk tumbuh signifikan walaupun nilai impor nasional hanya meningkat sebesar 1,3% yoy. Peningkatan penerimaan bulan ini disebabkan pelemahan kurs Rupiah dibandingkan bulan Januari tahun lalu dan penerimaan dari Surat Penetapan Pabean senilai Rp237,43 miliar," jelas Sri.
Dilihat dari besaran nilainya, penerimaan bea masuk terbesar berasal dari kendaraan roda empat, gas alam, suku cadang, mesin tambang dan konstruksi, serta beras. Sementara itu, bea keluar turun 68,1% karena dipengaruhi harga CPO yang sudah termoderasi dan turunnya volume ekspor komoditas mineral akibat hilirisasi. Selain itu, bea keluar produk sawit turun hingga -69,31% yoy, karena harga CPO yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Beberkan Tren Penurunan Harga Komoditas, Sri Mulyani Awasi Efeknya ke Ekonomi RI
"Bea keluar tembaga turun menjadi -68,76% yoy karena turunnya tarif bea keluar tembaga dan turunnya volume ekspor tembaga hingga -41,06% yoy. Bea keluar bauksit pun turun hingga -46,22% yoy karena turunnya volume ekspor bauksit sebesar 46,39% yoy," tambah Sri.
(nng)
tulis komentar anda