Target Kerek Produksi Bauksit dan Alumina, Begini Rencana Antam di 2023
Sabtu, 25 Februari 2023 - 08:59 WIB
JAKARTA - Larangan ekspor bijih bauksit yang akan berlaku tahun 2023 ini membuat PT Antam Tbk (ANTM) bakal fokus mengembangkan pasar domestik. Meski begituANTM menargetkan peningkatan produksi dan penjualan pada segmen bauksit dan alumina di sepanjang tahun 2023 ini. Dalam hal ini, perseroan menargetkan produksi bauksit sebesar 2 juta wet metrik ton (wmt).
Target tersebut sejalan dengan tingkat kebutuhan bauksit pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, serta proyeksi penjualan bijih bauksit kepada pelanggan pihak ketiga.
Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, target tersebut tumbuh 21% dibandingkan capaian unaudited bijih bauksit perseroan tahun 2022 lalu yang sebesar 1,65 juta wmt. Sementara itu, penjualan bijih bauksit ditargetkan sebesar 1,58 juta wmt, naik 27% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,24 juta wmt.
“Seiring dengan larangan ekspor bijih bauksit yang akan berlaku tahun ini, perseroan berfokus dalam pengembangan penjualan di pasar domestik,” kata Syarif dalam keterangan resminya, Sabtu (25/2/2023).
Selain itu, perseroan juga akan melakukan optimalisasi dalam aspek operasi, serta pengelolaan biaya tunai yang tepat dan efisien untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Di samping itu, perseroan melalui entitas usahanya yakni PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) juga menargetkan pertumbuhan volume produksi alumina sebesar 131 ribu wmt. Hal ini sejalan dengan strategi ANTM dalam mengoptimalkan operasi pabrik CGA Tayan, serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina.
Adapun, penjualan alumina perseroan ditargetkan sebesar 126 ribu wmt. Pada tahun 2022 lalu, produksi alumina ANTM mencapai 120% dan penjualan alumina mencapai 114% dari target tahun lalu.
Syarif menjelaskan, penguatan kinerja segmen bauksit dan alumina tahun lalu tercermin juga pada kemampuan keuangan PT ICA yang melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar 3,52 miliar yen atau setara USD25,95 juta.
“Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina, yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, kedua segmen tersebut akan semakin memberikan nilai positif bagi perseroan,” ungkap dia.
Lebih lanjut, dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Kapasitas pengolahan smelter ini diketahui sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.
Target tersebut sejalan dengan tingkat kebutuhan bauksit pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, serta proyeksi penjualan bijih bauksit kepada pelanggan pihak ketiga.
Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, target tersebut tumbuh 21% dibandingkan capaian unaudited bijih bauksit perseroan tahun 2022 lalu yang sebesar 1,65 juta wmt. Sementara itu, penjualan bijih bauksit ditargetkan sebesar 1,58 juta wmt, naik 27% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,24 juta wmt.
“Seiring dengan larangan ekspor bijih bauksit yang akan berlaku tahun ini, perseroan berfokus dalam pengembangan penjualan di pasar domestik,” kata Syarif dalam keterangan resminya, Sabtu (25/2/2023).
Selain itu, perseroan juga akan melakukan optimalisasi dalam aspek operasi, serta pengelolaan biaya tunai yang tepat dan efisien untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Di samping itu, perseroan melalui entitas usahanya yakni PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) juga menargetkan pertumbuhan volume produksi alumina sebesar 131 ribu wmt. Hal ini sejalan dengan strategi ANTM dalam mengoptimalkan operasi pabrik CGA Tayan, serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina.
Adapun, penjualan alumina perseroan ditargetkan sebesar 126 ribu wmt. Pada tahun 2022 lalu, produksi alumina ANTM mencapai 120% dan penjualan alumina mencapai 114% dari target tahun lalu.
Syarif menjelaskan, penguatan kinerja segmen bauksit dan alumina tahun lalu tercermin juga pada kemampuan keuangan PT ICA yang melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar 3,52 miliar yen atau setara USD25,95 juta.
“Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina, yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, kedua segmen tersebut akan semakin memberikan nilai positif bagi perseroan,” ungkap dia.
Lebih lanjut, dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Kapasitas pengolahan smelter ini diketahui sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda