Bidik Pasar Potensial, Kemenlu Dorong BNI Garap Proyek Strategis di Afrika
Senin, 06 Maret 2023 - 07:57 WIB
Hal ini berkaitan dengan pengembangan infrastruktur hijau atau green infrastructure, digital transformation, dan innovative financing yang sejalan dengan program BNI.
“Kami ingin bekerja sama dengan BNI karena kita mempunyai flagship program ini dalam Keketuaan ASEAN. BNI bersama kami ikut menyelenggarakan forum ini sebagai window display produk-produk dan inovasi yang kita peroleh,” ungkapnya.
Cecep mencatat, terdapat 266 proyek multilateral senilai USD238 miliar dan 140 proyek bilateral senilai USD71,4 miliar khusus dengan Indonesia.
“Ini peluang besar di mana BNI bisa menjadi pemain utama di dalamnya. Target kami pada akhir Agustus minggu kedua, kita sudah punya list concret project hasil akhir Keketuaan ASEAN, di sini kolaborasi kita menjadi sesuatu yang baik,” tandasnya.
Cecep menambahkan, BNI juga sangat proaktif mengembangkan program di luar negeri yaitu Diaspora Loan yang diluncurkan bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Saya sangat meyakini kolaborasi Kemenlu dan BNI memiliki manfaat nyata, bisa kami rasakan di tengah tantangan, ada secercah harapan,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perkembangan geopolitik dunia dan kebijakan moneter ekonomi global dapat menimbulkan tekanan pada kinerja perbankan.
Meski begitu, dengan melihat peluang yang ada, masih banyak area yang perlu dikembangkan perseroan melalui sinergi dan kolaborasi lintas segmen, divisi/satuan dalam melakukan eksekusi bisnis.
“Kondisi perekonomian dunia akan semakin penuh tantangan pada tahun 2023 ini. Namun kita berharap semua bisa dilalui dengan penuh kesiapan dan kehati-hatian,” ucapnya.
“Kami ingin bekerja sama dengan BNI karena kita mempunyai flagship program ini dalam Keketuaan ASEAN. BNI bersama kami ikut menyelenggarakan forum ini sebagai window display produk-produk dan inovasi yang kita peroleh,” ungkapnya.
Cecep mencatat, terdapat 266 proyek multilateral senilai USD238 miliar dan 140 proyek bilateral senilai USD71,4 miliar khusus dengan Indonesia.
“Ini peluang besar di mana BNI bisa menjadi pemain utama di dalamnya. Target kami pada akhir Agustus minggu kedua, kita sudah punya list concret project hasil akhir Keketuaan ASEAN, di sini kolaborasi kita menjadi sesuatu yang baik,” tandasnya.
Cecep menambahkan, BNI juga sangat proaktif mengembangkan program di luar negeri yaitu Diaspora Loan yang diluncurkan bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Saya sangat meyakini kolaborasi Kemenlu dan BNI memiliki manfaat nyata, bisa kami rasakan di tengah tantangan, ada secercah harapan,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perkembangan geopolitik dunia dan kebijakan moneter ekonomi global dapat menimbulkan tekanan pada kinerja perbankan.
Meski begitu, dengan melihat peluang yang ada, masih banyak area yang perlu dikembangkan perseroan melalui sinergi dan kolaborasi lintas segmen, divisi/satuan dalam melakukan eksekusi bisnis.
“Kondisi perekonomian dunia akan semakin penuh tantangan pada tahun 2023 ini. Namun kita berharap semua bisa dilalui dengan penuh kesiapan dan kehati-hatian,” ucapnya.
tulis komentar anda