Mempersiapkan Pemilik Bisnis Cara Meningkatkan Omzet ke Rp100 Miliar
Minggu, 12 Maret 2023 - 14:57 WIB
Tetapi kemudian kemudian mereka jatuh karena keuangan bisnis yang bocor, tidak rapih, adanya fraud (penggelapan internal) dan lainnya. Jadi ketika fondasi ini tidak dibenahi maka akan sulit untuk berkembang lebih lanjut.
Menurut Coach Yusman, ada tiga laporan keuangan yang harus dibaca dan dipahami oleh owner setiap bulannya. Salah satunya adalah cash flow report, sebab tanpa cash flow yang lancar maka susah untuk berkembang.
“Cash flow report memberitahu apakah bisnis kita sehat atau tidak. Masalahnya dari sekian banyak perusahaan yang saya tangani, 90 persen mempunyai cash flow report yang salah. Salah format ataupun salah hitungan. Padahal ini menunjukan apakah perusahaan sehat atau tidak," ungkapnya.
"Salah satu indikator sehat dimulai dari operational cash flow yang positif. Kalau kita bicara keuntungan yang tertera di laporan laba-rugi, itu masih teori, karena kenyataannya belum tentu ada uang-nya di rekening perusahaan. Sering sekali pengusaha bingung kenapa perusahaan untung-nya bagus tetapi tidak memiliki cukup dana untuk operasional," lanjutnya.
Dikatakan, jika cash flow report tidak benar, dan pengusaha tidak paham membacanya, menaikkan omzet bisa berbahaya untuk kesehatan keuangan perusahaan. Sebab di balik laporan keuangan ini bisa ditemukan ada cara kerja yang tidak benar.
“Jangan sampai omzet kita naik 2 kali lipat tetapi tidak di-fix cash flow-nya maka malah bisa jadi bencana keuangan. Jadi pastikan Anda punya tiga laporan keuangan semua benar dan bisa dianalisis dengan tepat,” sambungnya.
Begitu juga dengan budgetting. Pengusaha harus terbiasa melakukan budgeting, gaji berapa, iklan berapa, biaya operasional berapa, dan lainnya, harus tahu cost, tahu detailnya. Setelah tahu cost pengusaha bisa set target omzet penjualan harus berapa.
"Anda tahu nggak Anda harus punya omzet berapa untuk menutup semua biaya anda setiap bulannya? Ini bisa kita dapat jika kita set budget. Siapa sebenarnya yg bertanggung jawab melakukan budgeting? khususnya jika perusahaan kita di bawah Rp100 miliar? Ya kita tidak bisa menyerahkan ini ke bagian manajer keuangan kita, tetapi sebagai owner yang harus melakukannya. Kita sebagai owner, harus punya pengetahuan ini. Inilah cikal bakal kita menjadi gede,"
Setelah financial mastery, operational, dan destination Mastery (3 komponen utama fondasi bisnis) dibenahi, Coach Yusman menyebut level berikutnya adalah Niche, fokus membangun sistem marketing & sales engine-nya, strategi bagaimana bisa mendapatkan pasar yang lebih luas yaitu se-Indonesia, dan membangun competitive advantage. Setelah itu kemudian baru berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu Leverage, Team, Synergy Duplication, dan Result.
"Tim yang bagus tidak akan dapat kalau tahap leverage-nya enggak bagus, marketing engine-nya yang tidak jelas, dan sistem-nya enggak ada. Tim yang kita dapatkan hanya orang-orang yang kualitas SDM-nya kurang. SDM terbaik tidak tertarik bekerja dengan perusahaan kita biarpun anda berani memberi gaji yang besar," katanya.
Menurut Coach Yusman, ada tiga laporan keuangan yang harus dibaca dan dipahami oleh owner setiap bulannya. Salah satunya adalah cash flow report, sebab tanpa cash flow yang lancar maka susah untuk berkembang.
“Cash flow report memberitahu apakah bisnis kita sehat atau tidak. Masalahnya dari sekian banyak perusahaan yang saya tangani, 90 persen mempunyai cash flow report yang salah. Salah format ataupun salah hitungan. Padahal ini menunjukan apakah perusahaan sehat atau tidak," ungkapnya.
"Salah satu indikator sehat dimulai dari operational cash flow yang positif. Kalau kita bicara keuntungan yang tertera di laporan laba-rugi, itu masih teori, karena kenyataannya belum tentu ada uang-nya di rekening perusahaan. Sering sekali pengusaha bingung kenapa perusahaan untung-nya bagus tetapi tidak memiliki cukup dana untuk operasional," lanjutnya.
Dikatakan, jika cash flow report tidak benar, dan pengusaha tidak paham membacanya, menaikkan omzet bisa berbahaya untuk kesehatan keuangan perusahaan. Sebab di balik laporan keuangan ini bisa ditemukan ada cara kerja yang tidak benar.
“Jangan sampai omzet kita naik 2 kali lipat tetapi tidak di-fix cash flow-nya maka malah bisa jadi bencana keuangan. Jadi pastikan Anda punya tiga laporan keuangan semua benar dan bisa dianalisis dengan tepat,” sambungnya.
Begitu juga dengan budgetting. Pengusaha harus terbiasa melakukan budgeting, gaji berapa, iklan berapa, biaya operasional berapa, dan lainnya, harus tahu cost, tahu detailnya. Setelah tahu cost pengusaha bisa set target omzet penjualan harus berapa.
"Anda tahu nggak Anda harus punya omzet berapa untuk menutup semua biaya anda setiap bulannya? Ini bisa kita dapat jika kita set budget. Siapa sebenarnya yg bertanggung jawab melakukan budgeting? khususnya jika perusahaan kita di bawah Rp100 miliar? Ya kita tidak bisa menyerahkan ini ke bagian manajer keuangan kita, tetapi sebagai owner yang harus melakukannya. Kita sebagai owner, harus punya pengetahuan ini. Inilah cikal bakal kita menjadi gede,"
Setelah financial mastery, operational, dan destination Mastery (3 komponen utama fondasi bisnis) dibenahi, Coach Yusman menyebut level berikutnya adalah Niche, fokus membangun sistem marketing & sales engine-nya, strategi bagaimana bisa mendapatkan pasar yang lebih luas yaitu se-Indonesia, dan membangun competitive advantage. Setelah itu kemudian baru berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu Leverage, Team, Synergy Duplication, dan Result.
"Tim yang bagus tidak akan dapat kalau tahap leverage-nya enggak bagus, marketing engine-nya yang tidak jelas, dan sistem-nya enggak ada. Tim yang kita dapatkan hanya orang-orang yang kualitas SDM-nya kurang. SDM terbaik tidak tertarik bekerja dengan perusahaan kita biarpun anda berani memberi gaji yang besar," katanya.
tulis komentar anda