Kisah Bos JNE, Mualaf yang Rajin Menyantuni Anak Yatim hingga Miliaran Rupiah Tiap Bulan
Jum'at, 17 Maret 2023 - 20:22 WIB
JAKARTA - Bos JNE Johari Zein merupakan sosok pengusaha muslim inspiratif. Rajin bersedekah menyantuni anak yatim mengantarkannya menjadi orang yang sukses dan kaya raya.
Mengutip laman djoharizein.com, pria yang akrab disapa Pak Jo itu lahir di Medan, 16 April 1954. Dia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti pada 1973 hingga 1976.
Setelah selesai kuliah, Johari sempat bekerja di Jakarta Hilton International sebagai Front Office Cashier Supervisor pada 1976. Lalu, kariernya dilanjutkan sebagai Operations Manager di TNT/Skypak International Jakarta pada 1980 dan General Manager di Pronto Rekakurir Jakarta pada 1984.
Barulah di tahun 1990 mendirikan perusahaan pengiriman barang bernama TIKI JNE Indonesia sebagai founder dan executive director. Sejak 2016, Johari menjabat sebagai Presiden Komisaris di perusahaan yang dia dirikan.
Tak cuma JNE, Johari juga mendirikan perusahaan lain seperti GBMI, Omiyago, Kolase, Gorila, Alien dan Paxel. Dia juga aktif dalam kegiatan filantropi dengan membangun Yayasan Johari Zein pada tahun 2017 lalu. Hal yang menarik Djohari juga seorang mualaf.
Dia memeluk Islam tahun 1982 ketika hendak menikah. Setelah itu pekerjaannya terasa lebih lancar. Dalam membangun JNE Johari menggunakan konsep manajemen spiritual, di mana tidak hanya berfokus mencari keuntungan namun juga melakukan kebaikan kepada sesama. Misalnya, dengan memberi santunan kepada anak-anak yatim piatu hingga miliaran setiap bulan.
Tidak hanya itu, Johari juga mengajak ke restoran, jalan-jalan ke mal, nonton bareng, bahkan berbelanja. Menurut dia ajaran sedekah dalam Islam membawa kesejahteraan pada hidup dan kariernya.
Terbukti, penjualan JNE terus meningkat setelah krisis ekonomi 1998. Johari pun kemudian berniat membangun 99 mesjid. Tekadnya membangun 99 masjid muncul sejak menjadi mualaf.
Ide itu sempat tercetus saat umroh di Mekkah. Di Tanah Suci, dia berdoa sambil memohon agar diizinkan membangun masjid. Setelah kembali dari Tanah Suci, Johari masih sibuk sebagai CEO dan belum mengurus pembangunan masjid. Namun pada 2016, saat menjadi komisaris dan memiliki waktu luang Johari kemudian mewujudkan niat mulianya itu.
Mengutip laman djoharizein.com, pria yang akrab disapa Pak Jo itu lahir di Medan, 16 April 1954. Dia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti pada 1973 hingga 1976.
Setelah selesai kuliah, Johari sempat bekerja di Jakarta Hilton International sebagai Front Office Cashier Supervisor pada 1976. Lalu, kariernya dilanjutkan sebagai Operations Manager di TNT/Skypak International Jakarta pada 1980 dan General Manager di Pronto Rekakurir Jakarta pada 1984.
Barulah di tahun 1990 mendirikan perusahaan pengiriman barang bernama TIKI JNE Indonesia sebagai founder dan executive director. Sejak 2016, Johari menjabat sebagai Presiden Komisaris di perusahaan yang dia dirikan.
Tak cuma JNE, Johari juga mendirikan perusahaan lain seperti GBMI, Omiyago, Kolase, Gorila, Alien dan Paxel. Dia juga aktif dalam kegiatan filantropi dengan membangun Yayasan Johari Zein pada tahun 2017 lalu. Hal yang menarik Djohari juga seorang mualaf.
Dia memeluk Islam tahun 1982 ketika hendak menikah. Setelah itu pekerjaannya terasa lebih lancar. Dalam membangun JNE Johari menggunakan konsep manajemen spiritual, di mana tidak hanya berfokus mencari keuntungan namun juga melakukan kebaikan kepada sesama. Misalnya, dengan memberi santunan kepada anak-anak yatim piatu hingga miliaran setiap bulan.
Tidak hanya itu, Johari juga mengajak ke restoran, jalan-jalan ke mal, nonton bareng, bahkan berbelanja. Menurut dia ajaran sedekah dalam Islam membawa kesejahteraan pada hidup dan kariernya.
Terbukti, penjualan JNE terus meningkat setelah krisis ekonomi 1998. Johari pun kemudian berniat membangun 99 mesjid. Tekadnya membangun 99 masjid muncul sejak menjadi mualaf.
Ide itu sempat tercetus saat umroh di Mekkah. Di Tanah Suci, dia berdoa sambil memohon agar diizinkan membangun masjid. Setelah kembali dari Tanah Suci, Johari masih sibuk sebagai CEO dan belum mengurus pembangunan masjid. Namun pada 2016, saat menjadi komisaris dan memiliki waktu luang Johari kemudian mewujudkan niat mulianya itu.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda