Klaim Harga Bahan Pokok Stabil, Airlangga: Inflasi Tahunan Rendah
Selasa, 28 April 2020 - 22:16 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan perkembangan harga pangan harian maupun mingguan cukup stabil. Meskipun tercatat ada 5 (lima) komoditas mengalami kenaikan dengan kisaran 0,27-2,5% .
“Kemudian kalau kita lihat inflasi pangan secara year to date itu Januari-Maret sebesar 0,15%. Ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2016-2018-2019,” ujar Menko Perekonomian di Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Inflasi di bulan Maret itu, sambung Menko Perekonomian, disumbang terutama oleh kenaikan gula pasir 0,02%, telur ayam ras 0,03%, dan bawang merah 0,01%. “Kemudian beras memberikan andil inflasi di Januari sampai Oktober di 2019 dan di 2020 beberapa bulan sebelumnya memberikan andil deflasi,” imbuh Airlangga.
Di merinci harga beras per 27 April itu beras medium masih di kisaran Rp11.800, beras premium Rp12.750, gula pasir di pasar tradisional Rp18.250 walaupun di pasar modern rata-rata Rp12.500, dan daging sapi Rp118.400.
“Kemudian cabai rawit Rp38.350, cabai merah Rp32.250, bawang merah Rp45.500, bawang putih Rp40.000, minyak goreng curah Rp12.300, minyak goreng kemasan Rp14.750, daging ayam ras Rp28.450, dan telur ayam ras Rp25.500,” katanya.
Kalau dilihat dari produksi beras, sambung Menko Perekonomian, terlihat di bulan April ini akan ada panen diperkirakan sebesar 5,6 juta ton. Ini, menurut Menko Perekonomian, sesuai dengan tren yang terjadi di tahun 2018, yaitu puncaknya pada bulan Maret, kemudian di 2019 yang lalu itu juga di bulan Maret dan bulan April.
“Oleh karena itu, cadangan beras secara keseluruhan tersedia. Kemudian tentu ada beberapa daerah yang mengalami cadangan terbatas,” ujarnya.
Pemerintah melihat, sambung Menko Perekonomian, bahwa distribusi dan mengalirkan stok, baik itu beras, jagung, cabai, cabai rawit, bawang merah, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang putih, gula pasir, serta minyak goreng dari daerah-daerah yang stoknya terbatas akan didorong dari daerah-daerah yang stoknya ada berlebihan.
“Dan tentunya nanti Bulog dan Kementerian Perdagangan akan melakukan operasi agar stok pangan di daerah bisa tercapai,” imbuhnya.
Arahan Presiden, menurut Menko Perekonomian, bahwa tentunya untuk memonitor kebutuhan pangan. “Kemudian ketersediaan beras baik yang ada di Bulog maupun yang ada di masyarakat, juga ada di penggilingan, dan di daerah-daerah,” pungkasnya.
“Kemudian kalau kita lihat inflasi pangan secara year to date itu Januari-Maret sebesar 0,15%. Ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2016-2018-2019,” ujar Menko Perekonomian di Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Inflasi di bulan Maret itu, sambung Menko Perekonomian, disumbang terutama oleh kenaikan gula pasir 0,02%, telur ayam ras 0,03%, dan bawang merah 0,01%. “Kemudian beras memberikan andil inflasi di Januari sampai Oktober di 2019 dan di 2020 beberapa bulan sebelumnya memberikan andil deflasi,” imbuh Airlangga.
Di merinci harga beras per 27 April itu beras medium masih di kisaran Rp11.800, beras premium Rp12.750, gula pasir di pasar tradisional Rp18.250 walaupun di pasar modern rata-rata Rp12.500, dan daging sapi Rp118.400.
“Kemudian cabai rawit Rp38.350, cabai merah Rp32.250, bawang merah Rp45.500, bawang putih Rp40.000, minyak goreng curah Rp12.300, minyak goreng kemasan Rp14.750, daging ayam ras Rp28.450, dan telur ayam ras Rp25.500,” katanya.
Kalau dilihat dari produksi beras, sambung Menko Perekonomian, terlihat di bulan April ini akan ada panen diperkirakan sebesar 5,6 juta ton. Ini, menurut Menko Perekonomian, sesuai dengan tren yang terjadi di tahun 2018, yaitu puncaknya pada bulan Maret, kemudian di 2019 yang lalu itu juga di bulan Maret dan bulan April.
“Oleh karena itu, cadangan beras secara keseluruhan tersedia. Kemudian tentu ada beberapa daerah yang mengalami cadangan terbatas,” ujarnya.
Pemerintah melihat, sambung Menko Perekonomian, bahwa distribusi dan mengalirkan stok, baik itu beras, jagung, cabai, cabai rawit, bawang merah, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang putih, gula pasir, serta minyak goreng dari daerah-daerah yang stoknya terbatas akan didorong dari daerah-daerah yang stoknya ada berlebihan.
“Dan tentunya nanti Bulog dan Kementerian Perdagangan akan melakukan operasi agar stok pangan di daerah bisa tercapai,” imbuhnya.
Arahan Presiden, menurut Menko Perekonomian, bahwa tentunya untuk memonitor kebutuhan pangan. “Kemudian ketersediaan beras baik yang ada di Bulog maupun yang ada di masyarakat, juga ada di penggilingan, dan di daerah-daerah,” pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda