Waspada! Konflik Geopolitik AS vs China Picu Resesi Ekonomi Global
Senin, 20 Juli 2020 - 13:55 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan seluruh dunia terancam resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 termasuk Indonesia. Kondisi krisis ekonomi akibat wabah corona lebih berat dibandingkan krisis ekonomi tahun 1998 lalu yang disebabkan oleh pergulatan poltik sehingga tidak berangsur lama.
"Jadi kalau kita lihat ya, krisis tahun 1998 ini memang berbeda sekali dengan tahun ini dan tahun ini memang cukup berat sekali tertekannya," ujar Deputi Gubernur BI Destry Damayani dalam acara diskusi virtual di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Menurut dia ancaman resesi semakin diperparah dengan adanya gelombang kedua Covid-19 dan meningginya tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Berdasarkan laporan dari lembaga internasional, imbuhnya, tahun 2020 ini hampir semua negara resesi dengan pertumbuhan -5% sampai mendekati -8% akibat pandemi Covid-19.
"Belum lagi ditambah tensi geopilitik AS dengan China, akan memperparah ekonomi dan politik global, karena merupakan negara terbesar saat ini. Ini harus diwaspadai," katanya.
Dia melanjutkan sinergi berbagi beban (burden sharing) antara Bank Indonesia dengan pemerintah masih terus berlanjut untuk menumbuhkan sektor riil. Pasalnya, ketahanan di sektor keuangan masih sangat baik. Pihaknya konsen menjaga kepercayaan investor asing untuk memarkirkan dananya di Indonesia.
"Pemulihan ekonomi ini kita terus lakukan bersama-sama dengan adanya pemulihan ini kita bisa memperbaiki ekonomi Indonesia yang merosot," jelasnya.
"Jadi kalau kita lihat ya, krisis tahun 1998 ini memang berbeda sekali dengan tahun ini dan tahun ini memang cukup berat sekali tertekannya," ujar Deputi Gubernur BI Destry Damayani dalam acara diskusi virtual di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Menurut dia ancaman resesi semakin diperparah dengan adanya gelombang kedua Covid-19 dan meningginya tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Berdasarkan laporan dari lembaga internasional, imbuhnya, tahun 2020 ini hampir semua negara resesi dengan pertumbuhan -5% sampai mendekati -8% akibat pandemi Covid-19.
"Belum lagi ditambah tensi geopilitik AS dengan China, akan memperparah ekonomi dan politik global, karena merupakan negara terbesar saat ini. Ini harus diwaspadai," katanya.
Dia melanjutkan sinergi berbagi beban (burden sharing) antara Bank Indonesia dengan pemerintah masih terus berlanjut untuk menumbuhkan sektor riil. Pasalnya, ketahanan di sektor keuangan masih sangat baik. Pihaknya konsen menjaga kepercayaan investor asing untuk memarkirkan dananya di Indonesia.
"Pemulihan ekonomi ini kita terus lakukan bersama-sama dengan adanya pemulihan ini kita bisa memperbaiki ekonomi Indonesia yang merosot," jelasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda